Rabu 29 Sep 2021 15:16 WIB

Indonesia Defisit Dagang dengan Australia, Ini Kata Mendag

Total ekspor ke Australia periode Januari-Juli 2021 mencapai 1,85 miliar dolar AS.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (kanan). Neraca perdagang Indonesia mengalami defisit dengan Australia.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (kanan). Neraca perdagang Indonesia mengalami defisit dengan Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Neraca perdagang Indonesia mengalami defisit dengan Australia. Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, impor produk yang masuk dari Australia saat ini memang tengah dibutuhkan untuk industri dalam negeri dalam kegiatan produksinya.

"Barang yang diimpor dari Australia adalah barang setengah jadi. Artinya, ini sangat penting untuk inovasi industri," kata Lutfi dalam konferensi pers, Rabu (29/9).

Baca Juga

Lebih lanjut, ia menjelaskan, harus diakui Indonesia juga mengimpor komoditas dari Australia seperti misalnya daging sapi. Namun, itu semua memang dibutuhkan bagi Indonesia. Di sisi lain, Australia pun mengimpor komoditas dari Indonesia sesuai kebutuhan dalam negeri.

"Jadi ini adalah bagian dari sistem, sehingga kami dapat menggerakkan industri kita bersama-sama. Apa yang kita impor juga sama-sama masih merupakan kebutuhan utama," ujar dia.

Kendali demikian, Lutfi menginginkan agar hubungan dagang antara Indonesia dan Australia terus berkembang hingga perdagangan barang industri berteknologi tinggi. Indonesia, kata Lutfi, ingin agar Australia menjadi mitra dagang yang berkelanjutan dan berperan penting dalam pembangunan ekonomi dalam negeri.

Upaya peningkatan perdagangan kedua negara juga sejalan dengan telah disepakatinya perjanjian dagang lewat Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA).

"Kami ingin memastikan bahwa IA-CEPA bukan hanya soal kesepakatan, tapi bertujuan untuk menciptakan kemakmuran bersama," ujar dia.

Mengutip statistik perdagangan Indonesia-Australia, total ekspor Indonesia ke Australia periode Januari-Juli 2021 mencapai 1,85 miliar dolar AS. Adapun total impor pada waktu yang sama mencapai 4,96 miliar dolar AS sehingga tercatat defisit perdagangan sebesar 3,1 miliar dolar AS.

Defisit tersebut mengalami kenaikan dari defisit dagang pada Januari-Juli 2020 yang hanya 1,32 miliar dolar AS. Namun, nilai perdagangan pada tahun lalu juga tengah mengalami penurunan. Di mana, ekspor Indonesia tercatat hanya 1,36 miliar dolar AS sedangkan impor sebesar 2,69 miliar dolar AS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement