Senin 04 Oct 2021 06:16 WIB

Sejarah Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Mayoritas Muslim pahami Maulid Nabi bukti kecintaan ajaran dan sosok Rasulullah

Red: Muhammad Subarkah
Replika rumah mungil dan sederhana Nabi Muhammad SAW di museum masjid Nabawi Madinah.
Foto: istimewa
Replika rumah mungil dan sederhana Nabi Muhammad SAW di museum masjid Nabawi Madinah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Setiap bulan Rabiul Awal diberbagai belahan dunia muncul perayaan hari kelahiran (Maulid Nabi) sosok Nabi Muhammad SAW. Ini unik memang karena semasa hidup Rasullah tidak pernah merayakan ulang tahunnya. Dan perayaan itu juga terkesan 'sekedar' meniru praktik agama lain.

Namun karena sudah menjadi tradisi dan juga menjadi bukti kecintaan kepada Rasullah SAW perayaan ini terus berlansung dan  bahkan sudah menjadi tradisi umat Islam di seluruh dunia. Di dalam umat Islam sendiri harus diakui ada yang pro dan kontra, meski mayoritas pendapat pro dengan perayaan hari kelahran (Maulid) nabi. 

 

Kendati telah menjadi semacam tradisi, memang diakui sampai sekarang masih terjadi silang pendapat tentang kapan sebenarnya Maulid Nabi mulai diperingati umat Islam. Jika ditelusuri dalam kitab tarikh (sejarah), perayaan Maulid Nabi ternyata tidak ditemukan pada masa sahabat, tabiin, hingga tabiit tabiin, dan empat imam mazhab (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafii, dan Imam Ahmad).

Uniknya, mereka itulah adalah orang-orang yang sangat mencintai dan mengagungkan Nabi Muhammad SAW. Mereka pula kalangan yang paling bersemangat dan menghayati setiap ajaran-ajaran yang diwariskan olehnya.