REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur Imam Subarkah mengungkapkan, uang palsu yang diedarkan jaringan pengedar di Kabupaten Banyuwangi berkualitas buruk. Imam tidak spesifik menjelaskan alasan uang palsu tersebut memiliki kualitas jelek.
Dia hanya menyatakan, uang palsu tersebut bisa dideteksi melalui metode 3D, yakni dilihat, diraba, dan diterawang. "Kualitas uang palsu tersebut sangat jelek dan dapat dideteksi keasliannya melalui metode 3D," ujar Imam di Mapolda Jatim, Surabaya, Rabu (7/10).
Imam mengaku, pihaknya tidak pernah berhenti mengedukasi masyarat agar dapat membedakan antara uang palsu dan uang asli. Tujuannya untuk menghindarkan masyarakat dari potensi tertipu peredaran uang palsu.
"Bank Indonesia juga melakukan edukasi kepada masyarakat terkait uang rupiah melalui program cinta, bangga, dan paham rupiah (CBP)" ujarnya.