Jumat 08 Oct 2021 00:10 WIB

BI: Uang Palsu Asal Banyuwangi Berkualitas Jelek

Uang palsu tersebut bisa dideteksi melalui metode 3D.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus Yulianto
Polisi menata barang bukti saat ungkap kasus pembuatan dan peredaran uang palsu di Polda Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/10/2021). Polda Jawa Timur bersama Polresta Banyuwangi menangkap lima tersangka atas kasus dugaan membuat serta mengedarkan uang palsu dan mengamankan sejumlah barang bukti diantaranya uang palsu pecahan Rp100.000 sebanyak 37.371 lembar serta sejumlah alat produksinya.
Foto: Antara/Didik Suhartono
Polisi menata barang bukti saat ungkap kasus pembuatan dan peredaran uang palsu di Polda Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/10/2021). Polda Jawa Timur bersama Polresta Banyuwangi menangkap lima tersangka atas kasus dugaan membuat serta mengedarkan uang palsu dan mengamankan sejumlah barang bukti diantaranya uang palsu pecahan Rp100.000 sebanyak 37.371 lembar serta sejumlah alat produksinya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur Imam Subarkah mengungkapkan, uang palsu yang diedarkan jaringan pengedar di Kabupaten Banyuwangi berkualitas buruk. Imam tidak spesifik menjelaskan alasan uang palsu tersebut memiliki kualitas jelek. 

Dia hanya menyatakan, uang palsu tersebut bisa dideteksi melalui metode 3D, yakni dilihat, diraba, dan diterawang. "Kualitas uang palsu tersebut sangat jelek dan dapat dideteksi keasliannya melalui metode 3D," ujar Imam di Mapolda Jatim, Surabaya, Rabu (7/10).

Imam mengaku, pihaknya tidak pernah berhenti mengedukasi masyarat agar dapat membedakan antara uang palsu dan uang asli. Tujuannya untuk menghindarkan masyarakat dari potensi tertipu peredaran uang palsu. 

"Bank Indonesia juga melakukan edukasi kepada masyarakat terkait uang rupiah melalui program cinta, bangga, dan paham rupiah (CBP)" ujarnya.