REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Lima lokasi wisata dibawah pengelolaan Perhutani Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Jawa Timur siap menerapkan aplikasi PeduliLindungi untuk melacak penyebaran Covid-19 di tempat wisata.
General Manjaer KBM Ekowisata Jatim, Berthus Sudarmeidi mengatakan, lima lokasi wisata yang sudah terkoneksi itu antara lain Kakek Bodo, Puthuk Truno, Foresta Resort Tretes di Kabupaten Pasuruan, dan Padusan serta Dlundung di Kabupaten Mojokerto. "Ini sebagai persiapan, jika nanti pemerintah menyatakan bahwa objek wisata yang kami kelola bisa beroperasi kembali, kami siap," kata Berthus di Surabaya, Rabu (13/10).
Menurut dia, penggunaan aplikasi PeduliLindungi tidak hanya mendukung kebijakan pemerintah untuk melacak pengunjung sebagai antisipasi penyebaran Covid-19, tapi juga meningkatkan nilai kepercayaan publik terhadap pengelolaan lokasi wisata. "Ini merupakan strategi menghadapi lesunya bisnis wisata sebagai dampak pandemi. Dengan aplikasi PeduliLindungi ini diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan publik untuk berkunjung ke lokasi wisata," kata dia.
Sebelum adanya aplikasi PeduliLindungi, kata dia, KBM Ekowisata Jawa Timur sudah mulai melakukan pelacakan pengunjung dengan menggunakan kode QR atau kode batang, tapi belum terintegrasi seperti saat ini. Berthus mengaku selama pandemi, KBM Ekowisata Jawa Timur juga terus melakukan peningkatan kebersihan lokasi wisata dan sterilisasi secara rutin.
"Penerapan protokol kesehatan bagi petugas pelayanan wisata dan juga pengunjung sudah kami lakukan dengan benar, mulai dari mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan masker selama di lokasi wisata," ungkap Berthus.
Lokasi wisata yang dikelola oleh KBM Ekowisata Jawa Timur saat ini sudah lulus uji sertifikasi CHSE dari Kemenparekraf, sehingga dapat memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan. Selain itu, kawasan wisata ini juga telah memberlakukan sistem pembayaran dengan e-ticketing, sehingga pelayanan tidak lagi menggunakan pembayaran tunai.
"Jadi semua kami arahkan untuk menggunakan uang elektronik," katanya.