Sabtu 16 Oct 2021 01:19 WIB

Pelaku UMKM Didominasi Perempuan

Kontribusi perempuan untuk ekonomi Indonesia sebesar 64,5 persen.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Produk kerajinan UMKM.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Produk kerajinan UMKM. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian bangsa. Ada 64 juta UMKM di Indonesia yang berkontribusi hingga 60 persen pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional. Dari jumlah itu, pelaku sektor UMKM didominasi oleh perempuan.

"Kontribusi perempuan untuk perekonomian Indonesia, terutama pada UMKM adalah sebesar 64,5 persen," kata Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary dalam keterangan pers yang diterima Republika, Jumat (15/10).

 

Septriana menyampaikan akan pentingnya peran teknologi digital dalam pemberdayaan perempuan pelaku UMKM. Sehingga mereka dapat mengembangkan usahanya lebih baik lagi.

 

"Ini dilakukan agar pekerjaan yang dilakukan lebih fleksibel, dapat mempromosikan kesetaraan gender, mendukung perempuan makin berdaya, lebih berpartisipasi dalam segala bidang, dan perubahan perilaku masyarakat berbasis digital," ujar Septriana.

 

Septriana juga mengungkapkan sangat terbuka luas potensi ekonomi digital Indonesia. Pada 2020, kontribusi ekonomi digital mencapai Rp 619 triliun, sehingga dapat menjadi akselerator membangkitkan ekonomi Indonesia.

 

Sementara itu, menurut data Bappenas pada tahun 2030 Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi, yakni jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 60 persen dari total jumlah penduduk.

 

"UMKM perlu kita apresiasi dan selamatkan UMKM agar berhasil bangkit dan melalui masa-masa sulit pandemi Covid-19 ini," ucap Septriana.

 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sudah meresmikan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) pada 14 Mei 2020 untuk mendorong national branding produk lokal unggulan hingga menciptakan industri dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Gerakan ini juga merupakan bagian dari program percepatan transformasi digital dan industri kreatif nasional. 

 

Melalui gerakan ini, pemerintah mengajak agar masyarakat Indonesia mencintai dan bangga akan karya anak negeri sendiri. Membeli produk buatan Indonesia merupakan wujud konkrit pembelaan dan rasa cinta terhadap bangsa. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement