Selasa 19 Oct 2021 20:22 WIB

Kembangkan Metaverse, Facebook Buka 10 Ribu Lowongan Kerja

Facebook mengklaim akan berkolaborasi untuk mengembangkan metaverse.

Rep: Idealisa Masyrafina/Noer Qomariah K/ Red: Dwi Murdaningsih
Mark Zuckerberg.
Foto: Mashable
Mark Zuckerberg.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Facebook berencana untuk mempekerjakan 10 ribu orang di Uni Eropa untuk mengembangkan apa yang disebut metaverse. Metaverse adalah dunia online tempat orang dapat bermain game, bekerja, dan berkomunikasi dalam lingkungan virtual, sering kali menggunakan headset VR.

CEO Facebook Mark Zuckerberg telah mengemukakan konsep tersebut. Rencana itu muncul saat Facebook berurusan dengan dampak skandal yang merusak dan menghadapi peningkatan seruan untuk regulasi untuk mengekang dominasinya.

 

"Metaverse memiliki potensi untuk membantu membuka akses ke peluang kreatif, sosial, dan ekonomi baru. Dan orang Eropa akan membentuknya sejak awal," kata Facebook dalam sebuah posting blog, dilansir di BBC, Selasa (19/10).

 

 

Menurut Facebook, berinvestasi di UE menawarkan banyak keuntungan. Keuntungan yang diperoleh termasuk akses ke pasar konsumen yang besar, universitas kelas satu dan talenta berkualitas tinggi.

 

Facebook telah menjadikan pembangunan metaverse sebagai salah satu prioritas utamanya. Terlepas dari sejarahnya membeli saingan, Facebook mengklaim metaverse tidak akan dibangun dalam semalam oleh satu perusahaan dan telah berjanji untuk berkolaborasi.

 

Baru-baru ini Facebook menginvestasikan 50 juta dolar AS dalam mendanai kelompok nirlaba untuk membantu membangun metaverse secara bertanggung jawab. Namun, menurutnya ide metaverse yang sebenarnya akan memakan waktu 10 hingga 15 tahun lagi.

 

Beberapa kritikus mengatakan pengumuman terbaru ini dirancang untuk membangun kembali reputasi perusahaan dan mengalihkan perhatian, setelah serangkaian skandal yang merusak dalam beberapa bulan terakhir. Skandal yang terungkap termasuk pengungkapan dari whistleblower Frances Haugen, yang bekerja sebagai manajer produk di tim integritas sipil di Facebook.

 

Penelitian internal oleh Facebook menemukan bahwa Instagram yang dimilikinya mempengaruhi kesehatan mental remaja. Tetapi Facebook tidak membagikan temuannya ketika mereka menyarankan bahwa platform itu adalah tempat 'beracun' bagi banyak anak muda. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement