REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu banjir akibat penurunan muka tanah dan kenaikan air laut di Jakarta dan pantai utara Jawa tak pernah padam. Namun, Ketua Lembaga Riset Kebencanaan Ikatan Alumni ITB, Heri Andreas menyampaikan, kekhawatiran akan tenggelamnya suatu wilayah bisa dihindari dengan adanya penerapan Sistem Polder.
Ia menjelaskan, polder adalah sistem yang menggabungkan tanggul, danau, dan pompa. "Secara sederhananya kita bisa mengibaratkan seperti ember, yang mana dinding tanggul yang mengelilingi kawasan diibaratkan sebagai bibir ember, dan air laut berada di luar ember," kata dia dalam webinar “Jakarta Tenggelam, Kupas Tuntas Statement Presiden Amerika, Benarkah Jakarta Akan Tenggelam?”, seperti dalam keterangan resminya, Selasa (19/10).
Heri menjelaskan, ada dua poin mengenai cara kerja dari sistem yang sudah lama diterapkan oleh negeri Belanda ini.
"Pertama, jika permukaan air laut meningkat, akan diatasi dengan dinding tanggul. Cukup meninggikan dinding tanggul, untuk melindungi kawasan. Kedua, bagaimana jika muka air di dalam kawasan yang meningkat? Saat air hujan turun, akan disalurkan ke dalam danau-danau yang ada di dalam kawasan, dan kemudian dipompa ke laut," papar dia.
Menurut dia, dengan memanfaatkan dua metode ini, jalanan di dalam kawasan tidak akan pernah ditinggikan satu sentimeter pun.
"Contoh sukses penerapan Sistem Polder ini adalah Belanda yang sudah menerapkan Sistem Polder ini selama lebih kurang 200 tahun, 60 persen daratan Belanda berada di bawah permukaan laut. Bahkan kota Amsterdam berada tiga meter di bawah permukaan laut," kata dia.
Di Indonesia, salah satu kawasan yang sudah berhasil menerapkan Sistem Polder ini adalah PIK1 dan PIK2, yang dirancang oleh konsultan ternama Witteveen Bos Indonesia.
“Kawasan PIK2 menggunakan sistem polder, sehingga dijamin memiliki ketahanan terhadap banjir yang tinggi,” klaim Deputy Director Witteveen Bos Indonesia, Sawarendro.
Terkait penjelasan di atas, diketahui keberadaan danau di dalam kawasan sangatlah penting. Seperti salah satunya, danau yang luas di dalam Kawasan Pasir Putih Residences PIK2.
Kawasan Pasir Putih Residences PIK2 memiliki luas sekitar 150 hektare (ha). Lebih dari 10 persen areanya didedikasikan sebagai area penampungan air. Tepatnya sekitar 16,2 ha area berupa danau yang tidak hanya cantik, sekeliling danau penampungan air ini juga didesain denga eksklusif, yaitu dengan hamparan pasir putih di sepanjang pinggir danau.
Selain itu danau ini pun dilengkapi dengan fasilitas penunjang lainnya yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana olahraga dan rekreasi warga seperti jogging dan bicycle track sepanjang lebih kurang 2,5 kilometer (km) yang menyambung hingga ke clubhouse.
"Kemudian ada beberapa gazebo , boardwalk, floating deck yang bisa digunakan untuk yoga, community art park, children playground, waterplay area untuk anak-anak serta terdapat pula jogging track view hutan mangrove sepanjang lebih kurang 2,7 km di sekitar kawasan Pasir Putih Residences ini," kata dia.
Ia mengatakan, danau yang berada di dalam kawasan Pasir Putih Residences PIK2 memiliki fungsi ganda. Pertama sebagai bagian penting dari sistem pengelolaan air dan pencegahan banjir serta yang kedua sebagai fasilitas dan sarana rekreasi penghuni.
"Hal ini tentunya merupakan salah satu hal yang patut untuk diterapkan oleh Kawasan residensial lainnya di Indonesia, yang diharapkan mampu memerhatikan dengan teliti dan seksama mengenai sistem pengelolaan air yang baik, sehingga mampu menekan serendah mungkin resiko terjadinya banjir," kata dia.