Kamis 21 Oct 2021 13:27 WIB

Terpapar Covid-19, PTM Satu Sekolah di Bandung Dihentikan

Sekolah akan kembali belajar jarak jauh hingga penyebaran Covid tertangani.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ilham Tirta
Sejumlah siswa dan guru mengantre tes Covid-19 (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Sejumlah siswa dan guru mengantre tes Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada salah satu sekolah di Kota Bandung dihentikan sementara karena terdapat kasus Covid-19 di atas 5 persen. Aktivitas pembelajaran siswa akan kembali dilakukan dengan jarak jauh (PJJ) secara daring atau online.

"Jadi kembali ke PJJ," ujar Kabid Bidang Pembinaan dan Pengembangan SD Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, Bambang Ariyanto saat dihubungi, Kamis (21/10).

Ia menjelaskan, para siswa dan guru di sekolah yang tak disebutkan namanya itu akan kembali PJJ hingga masalah penyebaran Covid-19 selesai tertangani. Penanganan terhadap siswa atau guru yang terpapar Covid-19 dilakukan sesuai prosedur dari Dinas Kesehatan Kota Bandung seperti tracing, testing, dan isolasi mandiri.

"Tidak ditutup, tapi kembali PJJ, kesannya kalau ditutup enggak belajar, kalau PJJ belajar sampai selesai ditindaklanjuti kasus sesuai standar," katanya.

Terkait berapa siswa dan guru di sekolah tersebut yang terpapar Covid-19 usai tes PCR, ia belum dapat menjelaskan lebih lanjut. Sebab, proses pengambilan sampel hingga saat ini masih berlangsung sehingga dikhawatirkan data yang diberikan hanya sebagian saja.

"Dalam satu sekolah lebih dari 200 (siswa) ini belum tuntas pengambilan sampel," ungkapnya.

Bambang menambahkan, kegiatan tes PCR bagi siswa dan guru yang mengikuti PTM dilakukan agar pelaksanaan belajar berlangsung aman dan mencegah penyebaran Covid-19. Pihaknya terus mengingatkan seluruh pihak menerapkan protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi Covid-19.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyebut, satu sekolah di Kota Bandung harus menghentikan aktivitas PTM terbatas lantaran kasus Covid-19 yang menimpa siswa dan guru diatas 5 persen. Namun, ia tidak menyebut secara rinci sekolah dasar yang dimaksud.

"Kalau saya nggak salah ada satu sekolah yang memang dia di atas 5 persen harus tutup sekolah tapi yang rata-rata lainnya di bawah 1 persen," ujarnya kepada wartawan, Kamis (21/10).

Ia menyebut, hasil tersebut diperoleh dari kegiatan tes PCR yang dilakukan kepada siswa dan guru yang mengikuti PTM terbatas sejak Jumat (15/10). Per Jumat, terdapat 14 siswa dan guru yang terpapar Covid-19.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement