Sabtu 23 Oct 2021 05:25 WIB

Golongan yang Menyembah Allah tapi Berada di Tepian

Orang yang menyembah Allah dengan tulus mendapat sebaik-baiknya tempat.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Golongan yang Menyembah Allah tapi Berada di Tepian.
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Golongan yang Menyembah Allah tapi Berada di Tepian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang-orang yang menyembah Allah dengan ketulusan dan ketakwaan akan mendapatkan sebaik-baiknya tempat. Ada pula orang yang menyembah Allah, namun dia justru berada di posisi tepian, mengapa demikian?

Imam As-Suyuthi dalam kitab Asbabun Nuzul menjelaskan sebuah hadits. Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, “Bahwa dahulu ada seorang laki-laki yang datang ke Madinah untuk masuk Islam. Ketika istrinya melahirkan anak laki-laki dan kudanya berkembang biak, maka dia berkata, ‘Ini (Islam) adalah agama yang baik’,”.

Baca Juga

“Ketika istrinya tidak melahirkan anak laki-laki dan kudanya tidak berkembang biak, maka dia berkata, ‘Ini adalah agama yang buruk,’. Maka Allah SWT menurunkan firmannya,”. Tepatnya dalam Alquran Surat Al-Hajj ayat 11.

Allah SWT berfirman, “Wa minannasi man ya’budullaha ala harfin fa-in ashaabahu khairun ath’ma-anna bihi, wa in ashabathu fitnatun inqalaba ala wajhihi, khasira ad-dunya wal-akhirah. Dzalika huwal-khusraanul-mubin,”.

Yang artinya, “Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi, maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu. Dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah dia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata,”.

Ibnu Mawardi meriwayatkan dari jalur Athiyyah dari Ibnu Mas’ud, dia mengatakan, “Ada seorang laki-laki Yahudi yang masuk Islam. Setelah itu penglihatannya hilang, begitu pula dengan harta dan anaknya. Dia menganggap Islam membawa sial kemudian dia berkata, ‘Aku tidak mendapatkan kebaikan pada agama ini. Penglihatanku hilang, hartaku habis dan anakku meninggal dunia,’. Dari sana jugalah yang menjadi penyebab Surah Al-Hajj ayat 11 tersebut diturunkan oleh Allah SWT.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement