REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, mendorong para peternak di Kota Pekalongan mengembangkan pakan ternak berkualitas melalui sistem pola yang menggabungkan antara konsep pertanian dan peternakan (Zero Waste Farming System). Kepala Bidang Prasarana dan Penyuluhan Disnakkeswan Jateng Ignatius Hariyanto di Pekalongan, Jumat (22/10) mengatakan pengembangan itu penting mengingat bahwa keberhasilan usaha budidaya ternak khususnya sapi potong ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu breeding (bibit), pakan, dan manajemen.
"Jika bibitnya bagus, pakannya jelek, budidaya pengelolaannya jelek maka tidak menghasilkan yang optimal, demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, tiga aspek itu merupakan komponen utama yang tidak bisa dipisahkan dalam budidaya peternakan," katanya.
Menurut dia, hal yang paling krusial dalam usaha peternakan di antaranya terkait dengan penyediaan pakan, dimana saat ini sudah terjadi perebutan sumber-sumber pakan untuk dikonsumsi manusia, ternak, maupun dijadikan bahan baku bahan bakar.
"Oleh karena itu, maka diperlukan upaya untuk mengoptimalkan limbah-limbah pertanian yang bisa diolah menjadi bahan ternak berkualitas melalui berbagai teknologi seperti silase dan fermentasi," katanya.
Ignatius mengatakan pihaknya bersama Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan menginisiasi upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peternak agar dalam pengembangan pakan ternak berkualitas ini bisa tercipta zero waste farming.
"Jadi, limbah ternak akan masuk sebagai pupuk di pertanian dan limbah pertanian diolah menjadi sumber pakan yang potensial sehingga hal ini bisa menekan biaya pakan dan meningkatkan keuntungan atau penghasilan yang didapatkan oleh para peternak," katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan Zainul Hakim mengatakan dengan keterbatasan lahan pertanian yang ada dan dampak banjir rob menyebabkan kendala dalam budidaya ternak. "Hal ini tidak hanya dilihat dari segi kebersihan kandang ternaknya saja tetapi juga dari kualitas limbah ternak yang dihasilkan yang bisa diolah menjadi biogas," katanya.