REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salam merupakan salah satu dari nama-nama Allah dan menyebarkan salam berarti menyebut nama Allah. Banyak menyebarkan salam berarti banyak menyebut Allah, sebagaimana difirmankan oleh Allah, dalam surat Al Ahzab ayat 35,
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Sungguh, laki-laki dan perempuan Muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
Dalam buku Fikih Akhlak karya Syekh Mustafa Al Adhawy disebutkan banyak kejahatan yang gagal ketika seseorang menyebutkan kalimat as-salamu 'alaikum. Begitu pula banyak kebaikan yang diperoleh dengan kalimat, as-salamu 'alaikum.
Hubungan persaudaraan kemudian terjalin dengan kalimat, as salamu 'alaikum. Sebaliknya, banyak kesulitan, bencana, kesengsaraan, terputusnya tali persaudaraan, ketidakpedulian dan permusuhan, disebabkan meninggalkan ucapan, assalamu 'alaikum.
Ucapkan salam kepada yang muda, tua, kaya, miskin, laki laki, perempuan, baik yang kenal maupun tidak, bahkan kepada orang yang sudah meninggal sekalipun. Kita harus meyakini bahwa di dalam salam kepada orang-orang yang sudah meninggal dunia ada kebaikan.
Salam dapat diucapkan dengan beberapa bentuk kalimat, diantaranya,
Pertama,
حَدَّثَنَا عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ فَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ ثُمَّ جَلَسَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرٌ ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ فَرَدَّ عَلَيْهِ فَجَلَسَ فَقَالَ عِشْرُونَ ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ فَرَدَّ عَلَيْهِ فَجَلَسَ فَقَالَ ثَلَاثُونَ
Dari Imran bin Hushain r.a., ia berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi, lalu mengucapkan, Assalammu 'alaikum." Nabi menjawab salam itu, lalu orang itu duduk. Nabi berkata, "Sepuluh (kebaikan).' Kemudian datang orang yang lain dan mengucapkan, Assalamu 'alikum wa rahmatullah. Nabi menjawabnya, lalu orang itu duduk dan Nabi berkata, 'Dua puluh (kebaikan).' Kemudian orang yang lain lagi datang dan mengucapkan, Assala mu 'alaikum wa rahmatullahi wa barakatu.' Nabi membalas salamnya lalu dia duduk dan Nabi berkata, 'Tiga puluh (kebaikan)." (HR. Abu Daud)