Senin 25 Oct 2021 16:03 WIB

LPDB Salurkan Rp 3,1 Triliun Dana Bergulir Koperasi dan UMKM

Penyaluran pembiayaan syariah saat ini harus dilakukan secara kolaboratif

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Hiru Muhammad
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menekankan pentingnya Lembaga Pengelola Dana Bergulir Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) memiliki kemampuan yang besar dalam memperkuat permodalan koperasi.
Foto: Kemenkop UKM
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menekankan pentingnya Lembaga Pengelola Dana Bergulir Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) memiliki kemampuan yang besar dalam memperkuat permodalan koperasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) berkomitmen terus meningkatkan penyaluran pembiayaan secara syariah melalui koperasi syariah nasional. Direktur Utama LPDB-KUMKM, Supomo mengatakan LPDB telah menyalurkan Rp 3,1 triliun kepada 598 mitra syariah melalui direktorat pembiayaan syariah sejak 2008 hingga 2021.

"Khusus 2021 kami sampaikan sampai 22 Oktober 2021 telah salurkan pembiayaan syariah Rp 602 miliar pada 55 mitra dengan jumlah 11.601 UMKM sebagai penerima manfaat," katanya dalam Business Deals Linkage dan Bimbingan Teknis Bersama LPDB-KUMKM, Senin (25/10).

Supomo mengatakan penyaluran pembiayaan syariah saat ini harus dilakukan secara kolaboratif melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Mengingat pembiayaan syariah, menurutnya, sangat ditunggu-tunggu oleh pelaku usaha.

Ia berharap dengan adanya penyaluran dana bergulir pada mitra ini dapat mengembangkan ekonomi syariah. LPDB bagian Direktorat Pembiayaan Syariah juga terus melakukan pembiayaan kepada mitra koperasi di seluruh pelosok tanah air. Mengingat mereka juga butuh permodalan.

Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Teten Masduki mengatakan peran koperasi harus terus ditingkatkan. Tidak hanya sebagai penyalur dana bagi permodalan UMKM tapi juga menjadi agregator yang dapat membantu menaik kelaskan mereka.

"Jangan sampai kita melahirkan tukang bubur lagi, tukang bakso lagi, karena akan bersaing dengan mereka-mereka juga, ini tidak baik untuk struktur ekonomi kita," katanya.

UMKM harus naik kelas sehingga perekonomian Indonesia dapat bergeser ke titik lebih produktif. Ia ingin koperasi mengambil peran tersebut. Teten mengatakan saat ini lebih 54 persen produk di e-commerce masih merupakan produk impor karena UMKM Indonesia lemah di produksi.

 

--

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement