REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG--Orang tua yang menginginkan anak-anaknya menjadi hafiz/hafizah, dengan menyekolahkan sang buah hati ke pesantren demi mendalami ilmu agama, mendapat apresiasi dari Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman. Namun menurutnya, hal itu saja tidaklah cukup.
Gubernur Erzaldi mengatakan pendidikan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab penuh para ustadz dan ustazah sebagai tenaga didik di pesantren. Orang tua juga harus turut berperan di dalamnya sebagai fungsi kontrol terhadap kehidupan anak setelah lulus dari pesantren.
"Kita ingin anak-anak kita maju sama-sama dengan kita. Tolong jangan terus mendorong anaknya jadi hafiz/hafizah, tanpa menuntun mereka mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari ilmu yang didapatkan selama di pesantren," ujarnya, Selasa (26/10).
Lebih jauh, dalam kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, sekaligus peresmian Masjid dan Ta'limul Qur'an lil Aulad (TQA) Al-Mukarromah, yang berlokasi di Jalan Gandaria 1, Kota Pangkalpinang, Gubernur mengingatkan, peran (kontrol kehidupan anak pasca pesantren) yang dimaksud dirinya kerap diabaikan oleh banyak orang tua. Sehingga, ilmu yang didapatkan semakin memudar.
"Kadang banyak orang tua ketika anaknya sudah masuk TPA, khatam Alquran, diwisuda, foto-foto, selesai. Sejak itu orang tua memiliki kebanggan terhadap anaknya, yang dulunya hafal doa-doa, pandai mengaji. Tapi karena tidak dikontrol oleh orang tua, akhirnya lupa. Ini salah," tegasnya.
Gubernur Erzaldi menyinggung orang tua yang justru hanya sibuk dalam aktivitas masing-masing, dengan mengandalkan harta yang dimiliki untuk memanjakan anak. Mereka merasa dengan uang, telah memberikan kebahagiaan kepada anak.
"Duit bukan segala galanya. Orang tua selalu memberi duit, duit, duit tapi banyak tanpa kontrol bagaimana pergaulan anaknya. Kalau ini terus berulang, apa yang terjadi? Keberkahan yang diberikan kepada kita ujungnya bias," katanya.
Untuk itu, Gubernur Erzaldi mengajak para orang tua untuk dapat lebih peduli terhadap tumbuh kembang sang anak. Jika telah selesai pada tingkatan TPA, dapat dilanjutkan ke TQA (Jenjang pendidikan dan pengajaran Alquran setingkat SMP).
Dengan bekal ilmu agama yang baik, dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari melalui kontrol orang tua yang baik pula, Gubernur Erzaldi menyebutkan justru akan memberikan masa depan yang lebih baik untuk si anak.
"Kalau tidak ada dorongan, pendampingan dari orang tua akan kurang lengkap. Harapannya, ketika ilmu itu ada anak-anak bisa mengekspresikan hidupnya dengan Alquran. Bayangkan ketika ada orang mengekspresikan hidupnya dengan Alquran, itu luar biasa," katanya.