Selasa 02 Nov 2021 13:57 WIB

Kasus Covid-19 Akibat PTM di Bandung Naik Jadi 265 Orang

Akibat 265 siswa dan guru positif Covid-19 kegiatan PTM di 54 sekolah dihentikan

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di lorong sekolah usai pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) di SMA Darul Hikam, Jalan Supratman, Kota Bandung, Senin (25/10). Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Pendidikan Kota Bandung menutup sementara 14 sekolah yang terdiri dari 5 SD, 2 SMP, 2 SMA, 4 SMK dan 1 SLB akibat temuan hasil positif Covid-19 saat tes usap PCR secara acak yang melebihi angka lima persen dari jumlah sampel. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di lorong sekolah usai pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) di SMA Darul Hikam, Jalan Supratman, Kota Bandung, Senin (25/10). Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Pendidikan Kota Bandung menutup sementara 14 sekolah yang terdiri dari 5 SD, 2 SMP, 2 SMA, 4 SMK dan 1 SLB akibat temuan hasil positif Covid-19 saat tes usap PCR secara acak yang melebihi angka lima persen dari jumlah sampel. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mencatat siswa dan guru yang mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dan terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah menjadi 265 orang hingga Selasa (2/11) pukul 12.00 WIB. Jumlah tersebut terdiri atas 244 siswa dan 21 guru.

"Positif 265 atau 3,2 persen, negatif 7.892 atau 96,8 persen," ujar Kadinkes Kota Bandung dr Ahyani Raksanagara saat dikonfirmasi, Selasa (2/11).

Baca Juga

Ia melanjutkan, jumlah sekolah yang sudah dilakukan pemeriksaan tes PCR sebanyak 214, sedangkan jumlah sampel yang sudah diperiksa sebanyak 8.157. Total sekolah yang memiliki hasil tes PCR di atas 5 persen sebanyak 54 sekolah, 1 hingga 5 persen 53 sekolah, dan 0 persen 107 sekolah.

Terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, jumlah siswa dan guru yang positif Covid-19 saat ini tidak mengharuskan PTM terbatas dihentikan total. Terlebih, kondisi kesehatan siswa dan guru dalam keadaan ringan dan tidak mengarah ke berat sehingga relatif stabil.

"Muncul angka sekitar 3 sekian persen. Artinya, saya melihat sesuai ketentuan aturan tidak harus PTM terbatas dihentikan, tapi putusan di Pak Wali," katanya.

Berdasarkan ahli epidemologi saat ini masa inkubasi Covid-19 10 hari. Dia mengatakan, jika melewati tersebut tidak terjadi keluhan, siswa dan guru dinyatakan sembuh dan dapat beraktivitas kembali. Pihaknya tidak akan melakukan tes kembali.

Ema melanjutkan, saat ini total 54 sekolah yang harus menghentikan PTM sementara selama 15 hari akibat kasus Covid-19 di atas 5 persen. Apabila tidak terdapat kenaikan kasus, setelah 15 hari sekolah dapat kembali menggelar PTM.

Ia menambahkan, surveilans masih tetap berjalan, tapi wacana seluruh siswa dan guru di semua sekolah di tes PCR relatif sulit dilakukan. Sebab pihaknya keterbatasan alat tes PCR. Proses tracing pun dilakukan kepada keluarga dan orang-orang yang melakukan kontak erat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement