Pemkot Yogya Sebut Bank Sampah Masih Aktif
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pemkot Yogya Sebut Bank Sampah Masih Aktif (ilustrasi). | Foto: rumah zakat
REPUBLIKA.CO.ID,Pemkot Yogya Sebut Bank Sampah Masih Aktif
YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menyebut, bank sampah yang ada masih aktif beroperasi. Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya Lingkungan Hidup, DLH Kota Yogyakarta, Christina Endang mengatakan, sudah ada 448 unit bank sampah yang dikembangkan.
"Sampai saat ini perkembangan bank sampah masih terpantau baik dan berkegiatan aktif," kata Endang dalam keterangan resminya, Selasa (2/11).
Endang menjelaskan, di masa pandemi Covid-19 saat ini bank sampah aktif dalam kegiatan pemilahan sampah, daur ulang sampah hingga pengolahan sampah organik. Bank sampah di Kota Yogyakarta sendiri dikembangkan di tingkat RW.
"Bank sampah di tiap RW bertujuan untuk mengurangi sampah yang ada di wilayah-wilayah Kota Yogyakarta," ujar Endang.
Selain itu, katanya, bank sampah juga diefektifkan untuk memberikan nilai ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Termasuk, sebagai sarana edukasi kepada masyarakat terkait pengelolaan sampah dengan baik dan benar, serta berwawasan lingkungan.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah dengan lebih baik. Terutama pengelolaan sampah yang dilakukan secara mandiri atau pengelolaan sejak dari rumah tangga.
"Agar pengelolaan sampah dapat berjalan lebih baik, kita harus mulai mencontohkannya. Contoh itu harus dimulai dari Balai Kota (Yogyakarta). Kalau kita ingin masyarakat melakukan sesuatu, maka kita harus mencontohkannya terlebih dahulu," kata Heroe.
Dengan pengelolaan yang dilakukan secara mandiri, dinilai dapat mengurangi sampah yang masuk ke tempat pembuangan sampah (TPS). Terlebih, Kota Yogyakarta sendiri membuang sampah ke TPST Piyungan yang saat ini sudah kelebihan kapasitas (overload).
"Pengelolaan sampah itu membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit, mulai dari kebutuhan transportasi untuk pengambilan sampai pembuangan. Selain itu juga kebutuhan sumber daya manusia untuk pengolahannya juga, semua itu membutuhkan ongkos yang tidak sedikit," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Kuncoro Cahyo Aji mengatakan, TPST Piyungan sendiri saat ini menerima sampah mencapai 786 ton per hari. Ada tiga wilayah di DIY yang membuang sampahnya ke Piyungan, yakni Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.
TPS3R dan TPS yang dibentuk di tingkat wilayah ini masih kurang efektif untuk mengurangi sampah yang masuk ke Piyungan. Pasalnya, TPST Piyungan sendiri sudah kelebihan kapasitas sejak 2014 lalu.
"Tingkat efektivitasnya sebenarnya saat ini belum terlalu signifikan," kata Kuncoro kepada Republika melalui sambungan telepon, Selasa (2/11).