REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala BKSDA Sumatera Barat, Ardi Andono mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan pengendalian terhadap konflik satwa beruang madu
(helarctos malayanus) di Nagari Baringin, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. Konflik antara beruang madu dengan warga sekitar kerap terjadi sehinga BKSDA Sumatera Barat melalui Resor Agam terus melakukan penanganan.
"Penanganan dilakukan setelah adanya laporan masyarakat atas kemunculan satwa beruang madu di sekitar pemukiman dan kebun milik warga setempat," kata Ardi, melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id dari BKSDA Sumbar, Selasa (2/11).
Ardi mengatakan, penanganan awal dengan melakukan wawancara dan identifikasi lapangan terhadap laporan tersebut. Informasi yang diperoleh BKSDA dari warga setempat, intensitas kemunculan satwa dalam sebulan terakhir cukup tinggi.
"Tim terlebih utama akan berupaya melakukan identifikasi lapangan untuk mendapatkan kemungkinan arah pergerakan satwa, kemudian akan melakukan penghalauan, penggiringan satwa agar masuk kembali ke dalam kawasan hutan terdekat. Tidak tertutup opsi lain dilakukan translokasi satwa sebagai langkah akhir dalam penanganan," ujar Ardi.
Baca juga:
- Harimau Turun ke Kebun Warga, Sinyal Hutan dalam Bahaya
- BKSDA Sumbar Pasang Tiga Perangkap Harimau Sumatera
- Penjual Kulit Harimau di Aceh Terancam 5 Tahun Bui
Ketua Tim Patroli Anak Nagari (PAGARI) Baringin, Roby Arlin mengatakan, masyarakat beberapa kali melihat satwa itu dekat pemukiman, sehingga sempat menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Beberapa tanaman warga seperti durian, nangka, dan tebu dirusak dan dimakan oleh satwa dilindungi itu.
"Dugaan sementara, satwa beruang muncul di pemukiman warga karena melintas untuk mencari makan," kata Roby.