REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepercayaan dunia internasional akan proyeksi positif pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang harus direspon dengan penuh tanggung jawab. Rencana beberapa negara menanamkan investasi untuk mengembangkan sekaligus mengakselerasi green economy atau ekonomi hijau di Indonesia akan menjadi tantangan bagi BUMN.
Penekanan itu disampaikan Menteri BUMN, Erick Thohir seusai hadir dalam pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Dunia COP26, di Scottish Event Campus, Glasgow, Skotlandia, Senin (1/11).
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi dan PM Johnson sepakat meningkatkan kerja sama antar kedua negara, terutama di bidang ekonomi hijau. Kata Erick, jika Presiden Jokowi menekankan pada investasi hijau dan teknologi sebagai kunci transisi ekonomi hijau, maka PM Johnson menyampaikan ketertarikan Inggris untuk melakukan investasi berupa kredit ekspor yang dapat digunakan untuk transisi ekonomi hijau.
Erick menilai hal tersebut sebagai peluang yang harus ditangkap sehingga transformasi yang dijalankan BUMN harus menjunjung prinsip transformasi energi bersih sekaligus mengakselerasi ekonomi hijau.
"Saya berharap BUMN-BUMN energi, seperti PLN, Pertamina, dan industri minerba kita bisa merespon dan menjalankan transformasi energi bersih dan mengurangi emisi karbon, karena bagaimana pun juga ini tanggung jawab bersama demi keberlanjutan lingkungan hidup kita," ucap Erick dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (3/11).
Erick menambahkan, usaha gencar BUMN untuk bertransformasi dengan melakukan berbagai program dan inovasi model bisnis ini harus memandang tanggung jawab untuk mengurangi emisi bukan sebagai beban, tetapi juga sebagai peluang untuk melakukan transformasi ekonomi yang rendah karbon.
"Karena jika sektor usaha BUMN sejak dini sudah memulai program dekarbonisasi pada lini bisnisnya, maka beberapa tahun ke depan justru akan membawa manfaat ekonomi yang lebih besar. Selain menciptakan peluang industri baru dan lapangan kerja yang lebih besar, harga energi Indonesia akan lebih terjangkau," ungkap Erick.
Bahkan, lanjut Erick, transformasi yang mengusung ekonomi hijau akan memberikan manfaat sosial dan ekonomi yang dapat dirasakan seluruh masyarakat, antara lain, udara yang lebih bersih dan berkurangnya ancaman bencana hidrometeorologi akibat terjadinya perubahan iklim.