REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Yudi Dimyati mengatakan dugaan awal bahwa nasi kotak berlogo Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dibagikan di Kampung Beting, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, menyebabkan keracunan massal, karena makanan kurang matang dan kurang higienis. Hasil pengujian Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) DKI Jakarta terhadap sampel nasi kotak yang diduga menyebabkan 35 warga mengalami muntah dan mual itu ternyata mengandung bakteri Escherichia coli melebihi batas normal.
"Makanannya tidak kedaluwarsa tapi tidak higienis," kata Yudi Dimyati saat dihubungi di Jakarta, Rabu (3/11).
Menurut Yudi, dugaan penyebab kontaminasi bakteri E. Coli pada sampel nasi kotak karena pengolahan bahan makanan yang dilakukan juru masak kurang bersih sehingga tidak menghilangkan kontaminasi bakteri di dalam makanan. "Kurang bersih dan kurang matang, kan bisa. Karena kurang higienis, maka ada bakteri E coli, jadi bukan karena kedaluwarsa," katanya.
Yudi juga mengklarifikasi pernyataan di sejumlah media massa, yang sebelumnya memberitakan bahwa pengujian sampel nasi kotak PSI dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Menurut dia, petugas BPOM memang mendampingi petugas Puskesmas mendatangi lokasi warga yang keracunan dan pengambilan sampel makanan pada Selasa (26/10) lalu.