REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Waskita Karya (Persero) Tbk menargetkan total perolehan kontrak baru pada akhir 2021 hingga Rp 20,68 triliun. Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan terdapat sejumlah proyek yang akan disasar nantinya.
"Program infrastruktur pemerintah kan tidak berhenti ya, kami masih akan fokus pada proyek infrastruktur," kata Destiawan dalam konferensi video, Kamis (4/11).
Destiawan mengatakan, Waskita Karya juga masih menargetkan kontrak baru dari proyek infrastruktur jalan, jembatan, dan sumber daya air. Terutama yang merupakan bagian dari proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Proyek jalan di luar negeri juga masih kita targetkan dan proyek lainnya seperti gedung pemerintah, swasta, dan pengembangan dari Waskita Karya Realty," jelas Destiawan.
Destiawan memastikan, pada dasarnya Waskita Karya juga berupaya meningkatkan perolehan nilai kontrak baru. Hal tersebut dapat dilakukan dengan fokus pada bisnis infrastruktur air, bandara, tol, serta meningkatkan peran komite investasi dan manajemen risiko pada pemilihan proyek-proyek baru.
"Sampai dengan saat ini perseroan masih optimis untuk dapat mencapai target nilai kontrak baru sampai dengan akhir tahun dengan likuiditas yang jauh lebih baik dan struktur biaya operasional yang lebih lean," ungkap Destiawan.
Pada kuartal III 2021, Waskita Karya memperolehan nilai kontrak baru sebesar Rp 12,01 triliun. Kontrak baru tersebut terdiri dari proyek investasi atau business development sebesar 68,05 persen, proyek pemerintah 24,96 persen, proyek BUMN sebesar 4,48 persen, dan proyek swasta sebesar 2,51 persen.
Destiawan menjelaskan, berdasarkan tipe proyek, pencapaian kontrak baru tersebut berasal dari jalan dan jembatan sebanyak 58,89 perse dan bangunan 13,03 persen. Sementara infrastruktur air sebanyak 12,30 persen, anak usaha sebanyak 11,40 persen, EPC sebanyak 3,5 persen, dan lain-lain 0,88 persen.