In Picture: Helm Berduri untuk Terapi Antikantuk Saat Berkendara
Helm memanfaatkan 76 duri tumpul yang berfungsi untuk melancarkan aliran darah..
Rep: Abdan Syakura/ Red: Yogi Ardhi
Inovator Simon Yudistira Sanjaya menunjukkan cara kerja helm terapi anti kantuk di bengkel kerjanya di Jalan Rajawali Timur, Ciroyom, Kota Bandung, Ahad (7/11). Helm terapi anti kantuk tersebut memanfaatkan 76 duri tumpul yang berfungsi untuk melancarkan aliran darah dan oksigen di kepala, sehingga mampu mengurangi rasa kantuk saat berkendara serta diharapkan mampu mengurangi risiko terjadinya kecelakaan. Helm tersebut dijual dengan harga Rp80 ribu per unit dan telah dipasarkan ke sejumlah daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)
Inovator Simon Yudistira Sanjaya menyelesaikan pembuatan helm terapi anti kantuk di bengkel kerjanya di Jalan Rajawali Timur, Ciroyom, Kota Bandung, Ahad (7/11). Helm terapi anti kantuk tersebut memanfaatkan 76 duri tumpul yang berfungsi untuk melancarkan aliran darah dan oksigen di kepala, sehingga mampu mengurangi rasa kantuk saat berkendara serta diharapkan mampu mengurangi risiko terjadinya kecelakaan. Helm tersebut dijual dengan harga Rp80 ribu per unit dan telah dipasarkan ke sejumlah daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)
Inovator Simon Yudistira Sanjaya menyelesaikan pembuatan helm terapi anti kantuk di bengkel kerjanya di Jalan Rajawali Timur, Ciroyom, Kota Bandung, Ahad (7/11). Helm terapi anti kantuk tersebut memanfaatkan 76 duri tumpul yang berfungsi untuk melancarkan aliran darah dan oksigen di kepala, sehingga mampu mengurangi rasa kantuk saat berkendara serta diharapkan mampu mengurangi risiko terjadinya kecelakaan. Helm tersebut dijual dengan harga Rp80 ribu per unit dan telah dipasarkan ke sejumlah daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)
Inovator Simon Yudistira Sanjaya menunjukkan cara kerja helm terapi anti kantuk di bengkel kerjanya di Jalan Rajawali Timur, Ciroyom, Kota Bandung, Ahad (7/11). Helm terapi anti kantuk tersebut memanfaatkan 76 duri tumpul yang berfungsi untuk melancarkan aliran darah dan oksigen di kepala, sehingga mampu mengurangi rasa kantuk saat berkendara serta diharapkan mampu mengurangi risiko terjadinya kecelakaan. Helm tersebut dijual dengan harga Rp80 ribu per unit dan telah dipasarkan ke sejumlah daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Foto: Republika/Abdan Syakura (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)
Inovator Simon Yudistira Sanjaya menunjukkan cara kerja helm terapi anti kantuk di bengkel kerjanya di Jalan Rajawali Timur, Ciroyom, Kota Bandung, Ahad (7/11). Helm terapi anti kantuk tersebut memanfaatkan 76 duri tumpul yang berfungsi untuk melancarkan aliran darah dan oksigen di kepala, sehingga mampu mengurangi rasa kantuk saat berkendara serta diharapkan mampu mengurangi risiko terjadinya kecelakaan. Helm tersebut dijual dengan harga Rp80 ribu per unit dan telah dipasarkan ke sejumlah daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Foto: Republika/Abdan Syakura (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)
Inovator Simon Yudistira Sanjaya menunjukkan helm terapi anti kantuk di bengkel kerjanya di Jalan Rajawali Timur, Ciroyom, Kota Bandung, Ahad (7/11). Helm terapi anti kantuk tersebut memanfaatkan 76 duri tumpul yang berfungsi untuk melancarkan aliran darah dan oksigen di kepala, sehingga mampu mengurangi rasa kantuk saat berkendara serta diharapkan mampu mengurangi risiko terjadinya kecelakaan. Helm tersebut dijual dengan harga Rp80 ribu per unit dan telah dipasarkan ke sejumlah daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Foto: Republika/Abdan Syakura (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Inovator Simon Yudistira Sanjaya menyelesaikan pembuatan helm terapi anti kantuk di bengkel kerjanya di Jalan Rajawali Timur, Ciroyom, Kota Bandung, Ahad (7/11).
Helm terapi anti kantuk tersebut memanfaatkan 76 duri tumpul yang berfungsi untuk melancarkan aliran darah dan oksigen di kepala, sehingga mampu mengurangi rasa kantuk saat berkendara serta diharapkan mampu mengurangi risiko terjadinya kecelakaan.
Helm tersebut dijual dengan harga Rp80 ribu per unit dan telah dipasarkan ke sejumlah daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
sumber : Republika
Advertisement