REPUBLIKA.CO.ID,GARUT--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menyediakan anggaran sekitar Rp 12 miliar untuk penanganan bencana. Anggaran itu akan digunakan apabila kejadian bencana berdampak kepada warga.
Bupati Garut, Rudy Gunawan mengatakan, terdapat sejumlah titik wilayah rawan bencana di Kabupaten Garut. Beberapa wilayah Kabupaten Garut juga sudah terjadi bencana, seperti pergerakan tanah, longsor, dan banjir bandang. "Kita juga sudah menyediakan BTT (belanja tak terduga) sebesar Rp 12 miliar. Insyaallah itu cukup," kata dia, Senin (8/11).
Ihwal kejadian banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Sukaresmi, Rudy mengatakan, Pemkab Garut telah menetapkan status tanggap darurat bencana untuk kecamatan itu. Status tanggap darurat ditetapkan selama tujuh hari. Diharapkan, penanganan bencana di Kecamatan Sukaresmi dapat selesai dalam waktu tujuh hari.
Sementara untuk wilayah kecamatan lainnya, ia mengingatkan, untuk selalu waspada menghadapi bencana. Sebab, saat ini wilayah Kabupaten Garut sudah memasuki musim hujan.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut telah menetapkan status siaga darurat bencana banjir dan longsor untuk seluruh wilayah Kabupaten Garut. Status itu berlaku sejak November 2021 hingga Januari 2022.
Berdasarkan catatan Republika dalam beberapan hari terkahir sudah terjadi sejumlah bencana di Kabupaten Garut. Bencana tanah longsor misalnya, terjadi di Kecamatan Talegong pada Kamis (4/11). Selain itu, terjadi banjir bandang di Kecamatan Sukaresmi pada Sabtu (6/11). Terkahir, bencana tanah longsor terjadi di Kecamatan Cilawu pada Ahad (7/11).