Rabu 10 Nov 2021 14:35 WIB

'Restrukturisasi Garuda Bergantung Dukungan Pemerintah'

Dukungan dana investasi pemerintah dinilai sokong Garuda dalam jangka pendek

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pesawat Garuda Indonesia memasuki area apron saat tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blangbintang, Kabupaten Aceh Besar.   Associate Director BUMN Research Group LMUI Toto Pranoto mengatakan langkah restrukturisasi PT Garuda Indonesia (Persero) akan berjalan optimal apabila mendapatkan dukungan dari pemerintah.
Foto: AMPELSA/ANTARA FOTO
Pesawat Garuda Indonesia memasuki area apron saat tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blangbintang, Kabupaten Aceh Besar. Associate Director BUMN Research Group LMUI Toto Pranoto mengatakan langkah restrukturisasi PT Garuda Indonesia (Persero) akan berjalan optimal apabila mendapatkan dukungan dari pemerintah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Associate Director BUMN Research Group LMUI Toto Pranoto mengatakan langkah restrukturisasi PT Garuda Indonesia (Persero) akan berjalan optimal apabila mendapatkan dukungan dari pemerintah. 

Menurut Toto, Garuda membutuhkan aliran arus kas untuk menjaga operasional, terlebih saat memasuki masa puncak dengan mulai dibukanya kembali penerbangan umrah dan haji serta adanya peningkatan permintaan penerbangan domestik.

Baca Juga

Toto menilai bantuan pendanaan dari dari dana investasi pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (IP PEN) 2020 yang memang telah disiapkan untuk Garuda sebesar 527 juta dolar AS atau sekitar Rp 7,5 triliun dapat menguatkan kembali operasional Garuda untuk jangka pendek.

"Jadi rencana pinjaman modal kerja dalam kerangka PEN supaya bisa direalisasikan. Adanya dukungan pemerintah ini bisa jadi angin segar yabg bisa meyakinkan kreditur atau lessor sehingga proses renegosiasi dengan mereka bisa berjalan lebih mulus," ujar Toto kepada Republika di Jakarta, Rabu (10/11).

Toto menyebut hal ini juga dilakukan Malaysian Airlines yang mendapatkan dukungan pemerintah dalam mengawal program restrukturisasi hingga 2025. "Dukungan ini membuat proses renegosiasi dgn kreditur dan lessor berjalan lebih cepat dan mencapai kesepakatan," kata Toto.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan restrukturisasi menjadi opsi utama dalam menyehatkan kembali neraca keuangan PT Garuda Indonesia (Persero).

Pria yang akrab disapa Tiko itu mengatakan ekuitas Garuda saat ini tercatat negatif sebesar 2,8 miliar dolar AS lantaran total liabilitas atau utangnya yang mencapai 9,7 miliar dolar AS atau jauh lebih besar ketimbang aset perusahaan yang sebesar 6,9 miliar dolar AS.

"Diharapkan nanti kalau berhasil restrukturisasi itu antara aset dan liabilitas seimbang lagi dan mulai ada ekuitas positif," ujar Tiko saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (9/11).

Pascarestrukturisasi, Tiko menargetkan aset Garuda sebesar 2,7 miliar dolar AS dan liabilitas sebesar 2,6 miliar dolar AS yang membuat ekuitas perseroan tumbuh positif menjadi 181 juta dolar AS. 

Untuk mencapai hal tersebut, ucap Tiko, Garuda harus menjadi perusahaan yang sehat pascarestrukturisasi, serta memiliki rencana transformasi bisnis dan proposal restrukturisasi yang mampu menarik pendanaan baru untuk menjalankan operasional perusahaan. Tiko menyebut persetujuan kreditur menjadi kunci utama keberhasilan restrukturisasi Garuda.

"Nasib Garuda tidak hanya di tangan pemegang saham, tapi juga krediturnya karena kreditur harus juga menyadari tanpa ada signifikan haircut, Garuda tidak akan seimbang," ucap Tiko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement