REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Kementerian Agama terus memberikan dukungan atau afirmasi bagi madrasah swasta yang selama ini telah menjadi mitra stategis dalam dunia pendidikan. Pengamat Pendidikan Afrizal Sinaro mengatakan, dukungan yang diberikan Kementerian Agama bagi madrasah swasta perlu diapreasi, meski realisasinya masih sangat jauh dari harapan.
“Sebenarnya niat baik kemenag untuk memberikan afirmasi terhadap madrasah swasta yang jumlahnya hampir 92 persen se-Indonesia, perlu kita apresiasi,” kata Afrizal kepada Republika, Rabu (10/11).
“Tapi realisasinya masih sangat jauh dari harapan, karena baru beberapa madrasah saja yang mendapatkan manfaatnya, dengan alasan keterbatasan anggaran. Apalagi madrasah yang berada di desa dan di daerah 3T,” sambungnya.
Pembina Asosiasi Yayasan Pendidikan Islam (AYPI) itu mengatakan bahwa masih banyak madrasah swasta yang kesulitan dalam menutupi biaya operasional madrasah, khususnya selama pandemi dua tahun terakhir.
“Kalau kondisi seperti ini dibiarkan terus oleh pemerintah, bagaimana mungkin para guru bisa memikirkan dan bekerja maksimal untuk meningkatkan mutu pendidikan muridnya? Sedangkan untuk kebutuhan pokok saja tidak terpenuhi,” ujarnya.
Dia menyarankan agar Kemenag dapat menyalurkan bantuan yang telah digaungkan itu sesegera mungkin, secara adil dan merata. Bukan hanya Kemenag, stakeholder lain termasuk DPR juga harus kompak dan segera turun tangan untuk menyelamatkan masa depan madrasah swasta yang jumlah tidak sedikit tersebut.
“Kemenag harus segera hadir menyalurkan bantuannya kepada madrasah swasta secara adil dan merata,” kata dia.
“Pemerintah dan DPR juga harus kompak dan segera turun tangan untuk menyelamatkan pendidikan madrasah ini,” ujarnya menyarankan.
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan, pandemi COVID-19 yang melanda sejak awal 2020 telah menghadirkan tantangan berat di dunia pendidikan, salah satunya terkait learning loss. Learning loss sendiri berarti situasi di mana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan atau kemunduran secara akademis akibat kesenjangan dan keterbatasan dalam penyelenggaraan proses pendidikan.
Untuk mengatasi hal ini, kata dia, diperlukan upaya untuk mengoptimalkan berbagai inovasi, kreativitas, dan kegiatan-kegiatan di luar rutinitas agar dapat menanggulangi dan percepatan pencapaian target yang telah tetapkan bersama. “Madrasah swasta bukan saja sebagai mitra strategis pemerintah juga merupakan cikal bakal pendidikan di Indonesia. Maka dibutuhkan komitmen bersama-sama untuk mendukung pencapaian Indikator Kinerja Kementerian Agama yang tertuang dalam Renstra 2020-2024," kata Wamenag.
"Afirmasi Kementerian Agama dalam pembangunan madrasah, khususnya madrasah swasta harus tetap dijaga, dipertahankan, dan terus dikembangkan," ujar Zainut.
Menurutnya, madrasah selama ini menjadi salah satu pilar pendidikan nasional dan turut berkontribusi besar terhadap pembangunan pendidikan. “Madrasah swasta turut berperan dalam menyiapkan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia. Karenanya, afirmasi menjadi keharusan,” kata dia.