Ahad 14 Nov 2021 16:23 WIB

BNPB: 33.221 Warga di Sintang Masih Mengungsi

Banjir masih menggenangi 12 kecamatan di Sintang, Kalimantan Barat. 

Sejumlah pengendara motor melintas di atas jembatan darurat di jalan utama Sintang-Putussibau yang terendam banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Sabtu (13/11/2021). Penduduk setempat membangun jembatan darurat tersebut untuk membantu pejalan kaki, pengendara motor dan pesepeda yang melintasi jalan yang terendam banjir.
Foto: ANTARA/Jane Elisabeth Wuysang/JHW/wsj.
Sejumlah pengendara motor melintas di atas jembatan darurat di jalan utama Sintang-Putussibau yang terendam banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Sabtu (13/11/2021). Penduduk setempat membangun jembatan darurat tersebut untuk membantu pejalan kaki, pengendara motor dan pesepeda yang melintasi jalan yang terendam banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, SINTANG -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan hingga saat ini banjir masih menggenangi 12 kecamatan di Sintang, Kalimantan Barat. Akibatnya, 10.381 kepala keluarga atau 33.221 jiwa warga terdampak masih mengungsi.

"Warga Sintang yang mengungsi tersebar di 32 pos pengungsian yang dioperasikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat," kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, melalui siaran pers yang diterima ANTARA, di Pontianak, Ahad (14/11).

Baca Juga

Muhari mengatakan, pos pengungsian tersebut didukung 24 dapur umum yang dioperasikan tim gabungan di bawah komando BPBD Kabupaten Sintang. Menurut dia, berdasarkan data pada Sabtu (13/11) sekitar pukul 17.00 WIB, ribuan warga yang mengungsi itu berasal dari sembilan kecamatan yang terdampak banjir sejak 21 Oktober 2021 lalu.

"Banjir masih menggenangi wilayah Sintang, meski pun debit air sempat turun, namun kondisi tersebut membuat warga masih bertahan di tempat pengungsian," jelasnya.

Muhari mengatakan, BPBD Sintang juga telah mengoperasikan lima pos lapangan untuk melayani kebutuhan dasar warga, seperti asupan makanan dan pelayanan kesehatan. Kelima pos lapangan berada di kawasan Tugu Bambu, Pos Lantas, Media Center, Ujung Jembatan Kapuas dan Kantor Camat Sintang, sedangkan pos komando berada di Kantor BPBD Kabupaten Sintang.

"Pos pengungsian maupun dapur umum tersebar di 12 kecamatan, khususnya titik-titik yang aman dari genangan air," ucap dia.

Sementara itu, BPBD Sintang mencatat jumlah populasi terdampak, sebanyak 29.623 kepala keluarga atau 88.148 jiwa. Muhari mengatakan, masyarakat terdampak tersebut tersebar di 12 kecamatan, antara lain Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Binjai Hulu, Sintang, Sepauk, Tempunak, Ketungau Hilir, Dedai, Serawai, Ambalau, Sei Tebelian dan Kelam Permai.

Pantauan BPBD setempat menyebutkan wilayah yang terdampak paling tinggi berada di Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir dan Sintang. "Banjir yang melanda banyak kecamatan ini telah menelan korban jiwa dua orang dan kerugian material seperti jembatan rusak berat sebanyak lima unit dan rusak sedang satu unit," katanya.

Menyikapi kondisi sejak awal terjadinya banjir, pemerintah daerah yang dipimpin oleh BPBD Kabupaten Sintang telah melakukan upaya penanganan darurat bencana. Pemerintah daerah pun telah melakukan perpanjangan status tanggap darurat untuk bencana banjir, angin puting beliung dan tanah longsor hingga 16 November 2021.

"Di sisi lain, BNPB terus melakukan manajemen darurat pos komando di kabupaten ini dan kita berharap banjir segera surut," kata Abdul Muhari.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement