'Kehidupan Modern Buat Orang Lupa Rahasia Umur Panjang'
Red: Fernan Rahadi
Kegiatan talkshow luring dan daring bertajuk Longevity Journey di kawasan Candi Prambanan, Yogyakarta, Sabtu (13/11) lalu. | Foto: dokpri
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ratusan orang berkumpul dalam kegiatan bertajuk Longevity Journey di kawasan Candi Prambanan, Yogyakarta, Sabtu (13/11) lalu. Mereka adalah mahasiswa, dosen, apoteker, dokter, peneliti dan pecinta herbal dari berbagai daerah Indonesia.
Pada salah satu candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno itu mereka membahas napak tilas sejarah sembari membicarakan resep dan rahasia umur panjang yang pernah menjadi warisan leluhur nusantara namun mulai dilupakan masyarakat.
"Untuk mencapai hidup yang panjang ada banyak hal yang bisa dilakukan," kata pakar herbal yang juga Dosen Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Suwijiyo Pramono, yang menjadi pembicara dalam kegiatan yang dikemas dalam konsep podcast luring dan daring itu.
Pada masa modern ini, berbagai kesibukan hidup dan segala kepraktisan berkat kemajuan teknologi sering membuat manusia melupakan proses-proses untuk mencapai umur panjang atau longevity.
"Longevity memiliki makna umur panjang, hidup yang panjang, kehidupan jangka panjang. Untuk mencapai hidup yang panjang ada banyak hal yang bisa dilakukan di antaranya mengatur pola tidur, pikiran, makan, dan asupan asupan herbal," ujar Suwijiyo dalam kegiatan yang juga dihadiri ahli filologi Indonesia Fakultas Ilmu Budaya UGM Manu J Widyaseputra dan pakar nanoteknologi dan juga co-founder Widya Herbal Indonesia, Ronny Martien, tersebut.
Suwijiyo menuturkan memperhatikan makanan yang dimasukkan ke dalam tubuh merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk menjaga kualitas hidup.
"Apa yang kita makan akan berpengaruh pada keadaan tubuh kita dan keadaan mikroba-mikroba baik yang ada di dalam saluran cerna. Mikroba ini bermanfaat untuk membantu menguraikan makanan, sehingga tubuh dapat menyerap zat yang ia butuhkan dan memisahkan zat yang tidak ia butuhkan," ujarnya.
Penyelenggara kegiatan itu Ison Satriyo menuturkan, secara empiris atau turun-temurun, konsep umur panjang sebenarnya telah tertulis dalam Serat Centhini yang menyatakan bahwa rahasia sehat dan panjang umur adalah doa dan konsumsi zat makanan alam yang mendukungnya.
"Contoh tanaman berkhasiat obat yang dikenal luas secara empiris itu kunir asem," kata Ison yang juga Chief Operating Officer (COO) start-up berbasis herbal Widya Herbal itu.
Ison menuturkan kunir atau kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu contoh tanaman obat yang berperan besar dalam longevity tubuh. Seperti mampu membantu menurunkan berat badan tubuh, mengurangi nyeri, membantu mengobati diare dan menjaga organ-organ pencernaan serta organ vital lainnya.
Moderator acara tersebut, Bagus Satatagama, menambahkan sehat dan hidup yang berkualitas harus memenuhi tiga kelompok besar, yakni biologis, sosial, dan psikis.
"Tidak hanya mengontrol makanan yang masuk ke dalam tubuh saja, namun juga perlu diimbangi dengan kehidupan sosial untuk dapat berinteraksi dan belajar dengan lingkungan sekitar, serta menjaga pikiran agar tetap positif dan istirahat dengan cukup," ujarnya.
Oleh sebab itu, masyarakat modern saat ini perlu mengenal berbagai resep umur panjang itu. Menggali lagi berbagai potensi herbal Indonesia yang ada di sekitar dan lebih peduli untuk hidup sehat. "Sebagaimana kisah Abiyasa yang berumur panjang dan memiliki enam keturunan karena gaya hidup hidup sehat," katanya.