Jumat 19 Nov 2021 06:30 WIB

Vaksinasi Covid-19 Bareng Vaksin Dasar, Imun Jadi Kewalahan?

Banyak anak yang terlewat jadwal vaksinasi dasarnya selama pandemi Covid-19.

Rep: Adysha Citra Ramadani, Rr Laeny Sulistyawati, Mabruroh/ Red: Reiny Dwinanda
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin kepada siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri X Jatiasih di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (16/11/2021). Pemberian vaksinasi Difteri Tetanus (DT) dan Tetanus Difteri (TD) kepada siswa tersebut untuk meningkatkan, penguatan, serta kekebalan imun tubuh anak terhadap penyakit.
Foto: ANTARA/Suwandy
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin kepada siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri X Jatiasih di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (16/11/2021). Pemberian vaksinasi Difteri Tetanus (DT) dan Tetanus Difteri (TD) kepada siswa tersebut untuk meningkatkan, penguatan, serta kekebalan imun tubuh anak terhadap penyakit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksin Covid-19 kini bisa diberikan untuk anak berusia 5-11 tahun. Vaksin Covid-19 bisa diberikan beriringan dengan vaksin-vaksin rutin lain yang mungkin dibutuhkan anak dalam kelompok usia tersebut.

"Anda tak akan membuat sistem imun kewalahan dengan vaksin-vaksin ini," ungkap spesialis penyakit menular anak dan kepala AAP Global Immunization Advocacy Project Dr Margaret Fisher, seperti dilansir ABC News, Kamis (18/11).

Baca Juga

Vaksin-vaksin rutin untuk anak perlu dilakukan untuk mencegah beragam penyakit pada anak. Sebagian di antaranya adalah penyakit campak, pertussis (batuk rejan), polio, dan difteri. Di masa pandemi, tak sedikit anak yang melewatkan vaksin-vaksin rutin ini.

"Bila Anak-anak membutuhkan vaksin rutin, kita bisa memberikannya bersamaan (dengan vaksin Covid-19) dalam satu waktu, atau kita akan memprioritaskan vaksin Covid-19 dulu saat ini, (Covid-19) masih menjadi kondisi kedaruratan dunia," ungkap spesialis anak, dr Natasha Burgert.

Meski dapat diberikan bersamaan, spesialis anak dr Alok Patel mengatakan, sebagian orang tua lebih memilih untuk memberikan jarak antara pemberian vaksin Covid-19 dan vaksin rutin pada anak mereka. Alasannya, para orang tua tak ingin anak mereka merasa kesakitan karena harus disuntik beberapa kali dalam satu waktu atau mengalami beberapa gejala setelahnya.

"Dan saya memahami itu," ungkap dr Patel.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاَذَانٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖٓ اِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْاَكْبَرِ اَنَّ اللّٰهَ بَرِيْۤءٌ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ ەۙ وَرَسُوْلُهٗ ۗفَاِنْ تُبْتُمْ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَاِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِى اللّٰهِ ۗوَبَشِّرِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِعَذَابٍ اَلِيْمٍۙ
Dan satu maklumat (pemberitahuan) dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertobat, maka itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih,

(QS. At-Taubah ayat 3)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement