Sabtu 20 Nov 2021 10:32 WIB

AS dan Taiwan akan Gelar Dialog Ekonomi Putaran Kedua

Dialog ekonomi ini diluncurkan untuk menghadapi tekanan yang meningkat dari China

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Bendera Taiwan
Foto: cnreviews.com
Bendera Taiwan

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) dan Taiwan akan mengadakan dialog ekonomi putatan kedua pada pekan depan. Dialog ekonomi ini diluncurkan pada tahun lalu untuk menghadapi tekanan yang meningkat dari China.

Dialog ekonomi putaran kedua akan dilakukan di bawah Institut Amerika di Taiwan (AIT) dan Kantor Perwakilan Ekonomi dan Budaya Taipei (TECRO) di Amerika Serikat. Keduanya bertindak sebagai kedutaan tidak resmi dari masing-masing negara. Dialog Kemitraan Kemakmuran Ekonomi AS-Taiwan akan dipimpin oleh Menteri Pertumbuhan Ekonomi, Energi dan Lingkungan, Jose Fernandez. Dialog tersebut akan digelar secara virtual.

“Kemitraan kami dibangun di atas perdagangan dan investasi dua arah yang kuat, hubungan antar-warga, dan dalam pertahanan bersama kebebasan dan nilai-nilai demokrasi bersama,” kata pernyataan Departemen Luar Negeri AS.

Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan, Menteri Ekonomi Wang Mei-hua bersama Menteri Sains dan Teknologi Wu Tsung-tsong akan memimpin delegasi Taipei dalam dialog tersebut. Taiwan berharap dialog putaran kedua ini dapat mengarah pada perjanjian perdagangan bebas.

Taiwan dan AS sebelumnya mengadakan pembicaraan tentang Perjanjian Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi pada Juli. Taiwan berharap suatu saat nanti dapat menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan AS.

Taiwan adalah produsen utama semikonduktor. Kekurangan produk semikonduktor telah mengguncang rantai pasokan secara global dan mempengaruhi pembuat mobil. Washington telah menekan Taiwan untuk mempercepat produksi chip tersebut.

Dialog ekonomi ini adalah bagian dari peningkatan keterlibatan AS dengan Taipei di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump. Kemitraan tersebut terus berlanjut hingga pemerintahan Presiden Joe Biden.

Keterlibatan AS terhadap Taiwan membuat Cina naik pitam. Cina beberapa kali memperingatkan AS agar tidak ikut campur dalam urusan Taiwan. Cina mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayah teritorialnya. Sementara Taiwan bersikeras ingin membentuk negara demokrasi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement