Sabtu 20 Nov 2021 10:41 WIB

Studi Tunjukan Kekebalan Booster Pfizer Bertahan Cukup Lama

'Booster' Pfizer disebut bisa bertahan sembilan hingga 10 bulan.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
'Booster' Pfizer disebut bisa bertahan sembilan hingga 10 bulan.
Foto: AP/David Zalubowski
'Booster' Pfizer disebut bisa bertahan sembilan hingga 10 bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), sejauh ini ada 31.464.669 orang di AS telah menerima suntikan booster Covid-19. Keefektifan booster menjadi alasan bagi mereka yang memenuhi syarat untuk menerima dosis tambahan itu. Kini, penelitian memberikan informasi ihwal berapa lama booster Pfizer dapat melindungi dari virus.

Informasi terbaru berasal dari sebuah penelitian yang dilakukan Rumah Sakit Tel Hashomer di Israel. Data menunjukkan bahwa booster Pfizer tampaknya efektif setidaknya selama sembilan hingga 10 bulan setelah diterima.

Baca Juga

Meskipun tidak ada informasi tentang metodologi penelitian yang terungkap, orang-orang yang terlibat dalam penelitian itu mengatakan bahwa dosis ketiga menghasilkan lebih banyak antibodi daripada suntikan sebelumnya. Mereka juga mengatakan, antibodi yang dihasilkan lebih baik dalam menangkal virus dan menawarkan jenis perlindungan yang berbeda dari dua dosis awal.

Hingga saat ini, Israel telah menyediakan banyak data tentang booster karena adopsi awal dilakukan dalam skala besar. Satu studi, yang dilakukan oleh Clalit Research Institute dan diterbitkan dalam jurnal The Lancet pada 29 Oktober, menganalisis data catatan kesehatan dari 30 Juli 2021 hingga 23 September 2021. 

Para peneliti kemudian dengan hati-hati mencocokkan 728.321 pasien yang telah menerima dua dosis vaksin Pfizer COVID-19 setidaknya lima bulan sebelumnya, dengan 728.321 pasien yang telah menerima suntikan ketiga. Hasil penelitian menemukan bahwa pasien yang menerima suntikan penguat Pfizer memiliki risiko 93 persen lebih rendah untuk dirawat di rumah sakit, risiko penyakit parah 92 persen lebih rendah, dan risiko kematian akibat Covid-19 81 persen lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang hanya menerima suntikan awal dua dosis. Para peneliti juga mencatat bahwa efektivitas booster serupa untuk jenis kelamin, kelompok usia, dan jumlah penyakit penyerta yang meningkatkan risiko kesehatan.

"Sampai saat ini, salah satu pendorong utama keraguan vaksin adalah kurangnya informasi mengenai efektivitas vaksin. Studi epidemiologi yang cermat ini memberikan informasi yang dapat diandalkan tentang efektivitas vaksin dosis ketiga, yang kami harap akan membantu mereka yang belum memutuskan tentang vaksinasi dengan dosis ketiga,” kata direktur Predictive Medicine Group di Harvard Medical School dan Program Informatika Kesehatan Komputasi Rumah Sakit Anak Boston, Ben Reis dilansir Best Life Online, Sabtu (20/11).

Sementara, studi Rumah Sakit Tel Hashomer yang bocor mewakili beberapa pengetahuan paling awal tentang berapa lama booster Pfizer mungkin efektif, vaksin lain yang ada juga dapat membantu menyarankan berapa lama dosis tambahan dapat melindungi Anda. Menurut direktur institut imunologi di University of Pennsylvania, John Wherry, baik vaksin maupun booster akan menciptakan lonjakan antibodi yang mencapai puncaknya satu hingga dua minggu setelah vaksinasi, sebelum menurun dan stabil seiring waktu. Namun, antibodi booster cenderung stabil di dalam tubuh lebih baik daripada vaksin setelah dosis awal.

Banyak juga yang memuji penggunaan suntikan booster di Israel dengan membantu negara itu mencegah peningkatan jumlah infeksi. Setelah melonjak menjadi lebih dari 90 ribu kasus Covid-19 aktif pada September, data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Israel pada 8 November menunjukkan jumlahnya kasus turun menjadi hanya di bawah 6.000.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement