Ahad 21 Nov 2021 20:10 WIB

Jangan Lakukan Ini Setelah Terima Booster Covid-19

Mendapatkan booster tidak berarti bertindak seolah pandemi sudah berakhir.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Hal yang tidak boleh dilakukan setelah menerima booster Covid-19 (ilustrasi).
Foto: Republika
Hal yang tidak boleh dilakukan setelah menerima booster Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kedatangan suntikan penguat (booster) terhadap Covid-19 dapat memberi ketenangan, terutama pada musim dingin. Cuaca yang dingin membuat virus lebih mudah menyebar karena lebih banyak orang berkumpul di dalam ruangan. 

Namun, suntikan booster bukanlah lisensi untuk benar-benar riang. Untuk memastikan efektivitas optimal suntikan booster Anda, ini adalah lima hal yang tidak boleh Anda lakukan setelah menerima booster.

Baca Juga

1. Tunggu 15 hingga 30 menit setelah vaksinasi

Anda mungkin telah melewati dosis pertama atau dosis vaksin Covid-19 tanpa efek sakit langsung, tapi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) masih menyarankan Anda menunggu di tempat vaksinasi setidaknya selama 15 menit setelah mendapatkan booster Anda. Jika Anda memiliki reaksi alergi langsung terhadap vaksin, tenaga medis di tempat vaksinasi dapat mengobatinya dan meminta perawatan darurat jika perlu. Jika Anda memiliki riwayat reaksi alergi parah atau reaksi alergi langsung terhadap vaksin, Anda harus menunggu 30 menit setelah mendapatkan suntikan.

2. Efektivitas puncak

Penguat Covid-19, sama seperti dosis vaksin awal, membutuhkan waktu untuk menciptakan tingkat antibodi puncak. Jadi, jika Anda mendapat suntikan booster agar merasa lebih aman menghadiri pertemuan liburan dalam ruangan. Namun, pertemuan itu dijadwalkan sebelum booster Anda mencapai efektivitas puncak, Anda mungkin ingin mengambil tindakan pencegahan tambahan untuk mengurangi risiko tertular atau menularkan Covid-19. 

3. Jangan buang maskermu

Para ahli belum tahu persis seberapa aman booster Covid-19 membuat kita melawan virus. Satu studi menemukan orang yang mendapat suntikan tunggal vaksin Johnson & Johnson Covid mengalami peningkatan antibodi 35 kali lipat setelah menerima suntikan booster Pfizer, dan peningkatan antibodi 76 kali lipat setelah booster Moderna. Rejimen dua dosis awal tetap sangat efektif dalam mencegah rawat inap dan kematian terkait Covid-19.

Mendapatkan booster tidak berarti sudah waktunya untuk membuang masker Anda dan bertindak seolah-olah pandemi sudah berakhir. "Mendapatkan dosis tambahan vaksin tidak membuat Anda menjadi Superman," ujar asisten profesor kedokteran klinis di NYU Langone Health, Celine Gounder, seperti dilansir di laman Eat This Not That, Ahad (21/11).

Sangat penting untuk melanjutkan praktik terbaik, seperti memakai masker dan menjaga jarak sosial di tempat umum, dan mencuci tangan secara teratur. "Ini masih merupakan tindakan pencegahan yang sama, tetapi faktanya Anda baru saja meningkatkan kekebalan Anda," ujar asisten profesor epidemiologi di Virginia Tech, Charlotte Baker. Jadi, jika Anda adalah seseorang yang tidak terlalu berisiko tinggi, Anda bisa merasa sedikit lebih baik tentang peluang Anda tertular Covid-19.

4. Tes sebelum pertemuan

Sayangnya, orang yang divaksinasi dan dikuatkan sepenuhnya masih dapat menularkan virus corona, bahkan jika mereka sendiri tidak mengalami gejala. Beberapa ahli mendorong penggunaan tes Covid-19 cepat sebelum pertemuan liburan musim dingin. Terutama jika Anda berencana berkumpul di dalam ruangan dengan orang-orang yang berisiko lebih tinggi untuk kasus Covid-19 yang parah, yaitu orang yang berusia di atas 65 tahun atau mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. 

5. Jangan lockdown lagi

Jangan berdiam diri dirumah saja, jika ingin keluar, keluarlah. Namun harus tetap dengan protokol kesehatan. "Itu termasuk tetap mendapat informasi tentang tingkat infeksi Covid-19 di daerah Anda, dan menyesuaikan rencana Anda berdasarkan tingkat pribadi atau toleransi risiko Anda dan panduan medis saat ini," ujar Baker. 

Amerika Serikat (AS) secara resmi memberikan suntikan booster covid-19 atau vaksinasi ketiga untuk seluruh warga yang berusia 18 tahun ke atas mulai Jumat (19/11). Kebijakan itu muncul ketika AS tengah berjuang menghadapi lonjakan kasus di seluruh negeri dan sekaligus mengantisipasi potensi gelombang baru menjelang libur musim dingin.

Kepala Vaksin Food and Drug Administration (FDA), Peter Marks, mengatakan pemberian booster merupakan langkah antisipasi AS dalam menghadapi lonjakan kasus Covid-19 dan mengantisipasi terjadinya gelombang baru pada saat musim liburan Natal dan tahun baru.

"Food and Drug Administration mengizinkan perubahan pada booster Pfizer dan Moderna untuk membuatnya lebih sederhana," ujar Marks pada Ahad (21/11).

Dalam aturan baru, siapa pun yang berusia 18 tahun ke atas dapat memilih booster Pfizer atau Moderna pada enam bulan setelah dosis terakhir mereka. Sementara untuk Johnson & Johnson, masyarakat AS sudah bisa mendapatkan booster setelah dua bulan suntikan vaksin pertama.

"Masyarakat dapat memadupadankan booster dari perusahaan mana pun," kata Marks.

CDC mendukung rekomendasi booster untuk semua orang dewasa, dan mendorong warga di atas 50 tahun harus segera mendapatkannya. Penasihat CDC, Matthew Daley, mengatakan CDC juga mengajukan permohonan warga AS yang lansia dan orang-orang dengan risiko obesitas, diabetes atau masalah kesehatan lainnya harus mendapatkan booster sebelum masa liburan.

"Ini adalah rekomendasi yang lebih kuat. Saya ingin memastikan kami memberikan perlindungan sebanyak yang kami bisa," kata Matthew.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement