Uber Eats Masuk Pasar Ganja Kanada
Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fernan Rahadi
Tampilan close-up menunjukkan aplikasi | Foto: EPA-EFE/HAYOUNG JEON
REPUBLIKA.CO.ID, ONTARIO -- Uber melakukan terobosan pertamanya ke pasar ganja. Pengguna Uber Eats di Ontario, Kanada, akan segera dapat memesan produk ganja di aplikasi.
Pelanggan akan dapat memesan di bagian khusus aplikasi untuk pengecer ganja Tokyo Smoke dan kemudian mengambilnya di toko terdekat. Perusahaan menolak untuk membeberkan rencana apakah akan meluncurkan penawaran itu lebih lanjut di Kanada dan AS.
Pasar ganja Kanada bernilai sekitar 5 miliar dolar Kanada dalam setahun. Pengguna Uber Eats harus memverifikasi usia mereka di aplikasi dan kemudian dapat mengambil pesanan mereka dalam waktu satu jam, kata perusahaan itu, dilansir di BBC, Selasa (23/11).
Di bawah hukum Kanada, meskipun penggunaan ganja telah legal sejak 2018, masih ilegal untuk mengirimkannya. Uber telah mengincar pasar ganja yang sedang booming untuk beberapa waktu sekarang.
Pada bulan April, CEO Uber, Dara Khosrowshahi mengatakan perusahaan akan mempertimbangkan untuk mengirimkan ganja setelah diizinkan berdasarkan undang-undang AS.
Meskipun penjualan ganja untuk penggunaan rekreasi menjadi legal di Kanada tiga tahun lalu, produsen ilegal masih mengendalikan sebagian besar penjualan. Ini yang coba diperbaiki oleh pemerintah.
Uber mengatakan bahwa kemitraannya dengan Tokyo Smoke akan membantu orang dewasa di negara itu membeli ganja legal yang aman, memerangi penjual ilegal.
Pasar ganja Kanada diperkirakan akan terus berkembang di tahun-tahun mendatang dengan perusahaan riset industri BDS Analytics mengharapkan penjualan tumbuh menjadi 6,7 miliar dolar AS pada tahun 2026.
"Kami akan terus mengamati peraturan dan peluang dengan cermat pasar demi pasar. Dan seiring dengan berkembangnya undang-undang lokal dan federal, kami akan menjajaki peluang dengan pedagang yang beroperasi di wilayah lain," kata juru bicara Uber.
Permintaan produk ganja tumbuh secara signifikan tahun lalu karena orang-orang terjebak di rumah selama lockdown.