REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Bencana banjir bandang menerjang dua kecamatan di Kabupaten Garut, yaitu Sukawening dan dan Karangtengah. Organisasi kemanusiaan yang dibentuk oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil yaitu Jabar Quick Response (JQR) langsung melaksanakan tugas kemanusiaan dengan mengirimkan tim ke lokasi terdampak.
Berdasarkan hasil pengumpulan data dan pantauan situasi, JQR memutuskan untuk mendirikan dapur umum. Tepatnya, di Kampung Cileles Desa Cintamanik Kecamatan Karangtengah. Dapur umum ini, memasok makanan untuk pengungsi, warga dan relawan kebencanaan.
Menurut Koordinator Kanal Kebencanaan JQR, Ade Fayzal Hidayat, Tim JQR harus bekerja keras untuk sampai ke desa tersebut. Karena, jalur menuju lokasi sempat terputus akibat longsoran dan jembatan penghubung desa yang roboh.
"Sulitnya akses ke lokasi, Desa Cintamanik membuat para korban belum tersentuh bantuan yang cukup," ujar Fayzal, Selasa (30/11).
Menurut Fayzal, di lokasi bencana tersebut terdapat 272 jiwa yang terdampak dan 7 rumah rusak akibat banjir dan longsor pada sabtu sore itu. Namun beruntung, tidak ada korban jiwa dan terluka.
“Sesuai arahan Gubernur Jabar Ridwan Kamil kepada JQR untuk cepat merespon kebutuhan terdampak bencana di Kabupaten Garut, Hingga hari ini untuk mencapai lokasi baru bisa diakses oleh roda dua, sebelumnya harus dicapai dengan berjalan kaki,” katanya.
Fayzal mengatakan, kekuatan logistik dapur umum bisa memenuhi kebutuhan selama tiga hari kedepan. JQR juga berkolaborasi dengan pihak donatur seperti Baznas Provinsi Jawa Barat dan JNE untuk membantu korban terdampak banjir. Untuk tenaga di lapangan JQR juga dibantu oleh relawan dari Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Garut.
“Untuk kemanusiaan, JQR terbuka berkolaborasi dengan banyak pihak, baik untuk bantuan maupun operasi lapangan,” katanya.
Dalam melakanakan operasi kebencanaan, kata dia, pihaknya melakukan pengumpulan data dan peninjauan langsung menjadi hal yang penting bagi JQR. “Dengan data yang kami kumpulkan kami dapat melaksanakan tugas secara tepat dan terukur,” kata Fayzal.
Seperti temuan terbaru oleh tim di lokasi, dimana tanah longsor dan krisis air bersih juga menjadi ancaman bagi warga. Karena, desa itu berada di daerah pegunungan yang curam dan saluran utama air bersih warga putus tertimpa longsoran.
“Air bersih juga menjadi masalah yang timbul setelah bencana banjir, kami akan upayakan untuk bantuan, untuk sementara saat ini telah kami kordinasikan dengan BPBD, PDAM dan PUPR,” katanya.