Jumat 03 Dec 2021 10:13 WIB

Merger, BUMN Perdagangan dan Logistik Kini Menjadi New PPI

Penggabungan BUMN pangan diharapkan meningkatkan daya saing dan ketahanan pangan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah tamu beraktivitas di dekat logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7). PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR Logistics kini telah resmi melebur ke dalam PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI yang menjadi surviving entity.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Sejumlah tamu beraktivitas di dekat logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7). PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR Logistics kini telah resmi melebur ke dalam PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI yang menjadi surviving entity.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR Logistics kini telah resmi melebur ke dalam PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI yang menjadi surviving entityPenggabungan ini tertuang dalam penandatanganan akta penggabungan oleh Direktur Utama PPI Nina Sulistyowati dan Direktur Utama BGR M Kuncoro Wibowo yang disaksikan Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansyuri di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/12). 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2021 tentang BGR Logistics ke dalam PPI pada 15 September 2021. "Penandatanganan akta ini merupakan momentum penting dalam rangka menuju holding pangan," ujar Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansyuri dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (3/12).

Baca Juga

Pahala menilai merger BUMN di Klaster pangan merupakan rangkaian besar proses pembentukan holding pangan untuk meningkatkan ketahanan pangan Indonesia melalui revitalisasi, penyegaran serta peningkatan kinerja yang ada di BUMN pangan. Pahala menyebut hal ini selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam rangka mencapai visi 2045 yang bisa direalisasikan melalui upaya peningkatan ketahanan pangan di Indonesia. 

"Holding pangan berperan meningkatkan distribusi, warehousing, dan logistik, serta tentu saja peningkatan revenue dari penetrasi yang dilakukan," ucap Pahala.

Pahala menyebutkan pembentukan holding pangan bertujuan untuk meningkatkan inklusivitas, melakukan pemberdayaan nelayan, petani, dan juga peternak dengan peningkatan profesional, modernisasi, dan memanfaatkan teknologi pangan. Pahala menilai penggabungan ini juga menjadi momentum baru, rebranding klaster pangan, dan tetap pada prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan budaya kerja berbasis Akhlak.

Pahala berharap penggabungan ini dapat meningkatkan daya saing dan kinerja BUMN untuk mewujudkan ketahanan pangan. "Ke depannya, mulai merencanakan secara konkret, mengupayakan bisnis unusual, mencari bisnis model yang baru dalam mengelola aset agar lebih bermanfaat dan menargetkan pertumbuhan signifikan," sambung Pahala.  

Direktur Utama New PPI Nina Sulistyowati berharap penggabungan hari ini dapat memberikan manfaat besar bagi perekonomian dan sosial tanah air. Nina mengatakan penggabungan ini juga memberikan optimisme akan rantai pasok pangan yang akan terus tumbuh dan lebih efisien, berkurangnya food loss, dan pada akhirnya dapat memberikan manfaat kepada ekosistem pangan untuk dapat memperluas penetrasi trading logistik dan go global.

"Penggabungan PPI dan BGR Logistics menciptakan perpaduan yang saling melengkapi pada sektor trading dan logistic secara retail, domestik hingga pasar global melalui ekspor produk-produk pangan Indonesia," ucap Nina.

Nina mengatakan merger PPI merupakan bagian dari proses pembentukan holding pangan yang akan dipimpin PT RNI (Persero) selalu induk holding. Menurut Nina, hal ini akan membuka kesempatan lebih besar bagi perusahaan untuk go global

"Integrasi ini akan meningkatkan posisi PPI sebagai aggregator trading logistic klaster pangan dengan nilai total valuasi terhadap bisnis perusahaan mencapai sekitar Rp 3,7 triliun. Penggabungan ini juga menyatukan sumber daya keuangan, peningkatan leverage dan memperkuat permodalan perusahaan," kata Nina.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan setelah penandatanganan akta, Kementerian BUMN selaku pemegang saham  menetapkan Dewan Komisaris dan Direksi PPI. Berikut susunannya.

Komisaris Utama: Herman Heru Suprobo

Komisaris Independen: Muhammad Kapitra Ampera

Komisaris: Hamli

Komisaris: Setiawan Wangsaatmaja

 

Direktur Utama: Nina Sulistyowati

Direktur Keuangan, Manajemen Risiko, SDM dan Umum: Wien Irwanto

Direktur Komersial & Pengembangan: Andry Tanudjaja 

Direktur Operasi: Tri Wahyundo Hariyatno 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement