REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Pelatih Udinese Luca Gotti mengakui melawan Lazio dalam laga Serie A Liga Italia di Stadion Olimpico, Jumat (3/12) dini hari WIB, seperti rollercoaster. Laga tersebut berakhir imbang 4-4.
Gotti mengaku tak senang dengan hasil pertandingan tersebut. Udinese unggul 2-0 dan kemudian memimpin 3-1 pada babak pertama.
Namun pasukan Maurizio Sarri kemudian bangkit pada babak kedua. Tuan rumah mampu menyamakan kedudukan satu menit jelang waktu normal berakhir.
“Permainan ini seperti rollercoaster raksasa. Ketika Anda unggul 3-1 dan secara paradoks bisa lebih berbahaya dalam situasi itu karena Anda bisa melakukan serangan balik, sungguh mengecewakan bahwa semuanya berbalik,” kata Gotti dilansir dari Football Italia, Jumat.
Gotti melihat pertandingan yang kemudian berakhir imbang 4-4 dan dipenuhi dengan aksi penyelamatan penjaga gawang merupakan sesuatu anomali. Ia menjelaskan Udinese bermain lebih ke dalam sebagai rencana menciptakan banyak peluang melalui serangan balik.
Gotti tak asing dengan Sarri karena menjadi asistennya di Chelsea. Keputusannya menggunakan formasi 4-4-2 dengan memasang Isaac Succes dan Beto di depan menyebabkan masalah besar bagi Lazio.
“Saya tahu Lazio memiliki tekanan yang sangat tinggi. Jadi saya ingin memiliki dua striker yang bisa menyerang memanfaatkan ruang dan melakukan serangan balik. Saya mempertimbangkan Fernando Forestieri di starting XI juga, tetapi seperti Isaac Success, dia tidak memiliki 90 menit di kakinya,” jelas Gotti.
Gotti mengakui Gerard Deulofeu pemain tajam. Namun sang pemain ditarik keluar demi kebutuhan taktis.
Gotti juga memberikan komentarnya mengenai Beto yang mencetak dua gol pembuka. “Kami semua bisa melihat dia memiliki margin peningkatan yang sangat besar, tetapi bekerja terus-menerus, menyebabkan masalah kecepatan dan kekuatan fisik. Tapi dia tahu di mana tujuannya,” tegasnya.