Ahad 05 Dec 2021 20:39 WIB

Khofifah: Early Warning System Semeru Sudah Jalan

Gubernur Jatim Khofifah: early warning system letusan Semeru sudah jalan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agung Sasongko
Warga melihat material awan panas erupsi Gunung Semeru yang mengalir di Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Ahad (5/12/2021). PVMBG mengeluarkan rekomendasi masyarakat/pengunjung/wisatawan untuk tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah/puncak Semeru dan jarak 5 kilometer arah bukaan kawah di sektor Tenggara - Selatan, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Semeru.
Foto: Antara/Umarul Faruq
Warga melihat material awan panas erupsi Gunung Semeru yang mengalir di Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Ahad (5/12/2021). PVMBG mengeluarkan rekomendasi masyarakat/pengunjung/wisatawan untuk tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah/puncak Semeru dan jarak 5 kilometer arah bukaan kawah di sektor Tenggara - Selatan, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Semeru.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan jika sistem peringatan dini atau early warning system letusan Gunung Semeru pada Sabtu (4/12) lalu sudah berjalan. Khofifah mengatakan, imbauan atau peringatan dini ini yang kemudian membuat masyarakat langsung melakukan proses evakuasi ke tempat lebih aman.

"Kemarin ini early warning system-nya sudah jalan, tadi bertemu  dengan masyarakat yang di pengungsi early warning system-nya sudah jalan, mereka sudah mengevakuasi diri," ujar Khofifah saat melaporkan perkembangan penanganan dampak letusan Gunung Semeru kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin melalui sambungan telepon di sela kunjungan kerja ke Bali, Ahad (5/12).

Baca Juga

Khofifah melanjutkan, tetapi karena masyarakat dilanda kepanikan, membuat proses evakuasi ini tidak berjalan lancar. Ia menuturkan, dalam satu jam awan panas guguran Gunung Semeru membuat suasana menjadi gelap dan menimbulkan kepanikan warga dalam proses mengevakuasi, meskipun sudah tersedia petunjuk jalur evakuasi

"Jadi mereka panik jalan yang mereka harus lalui sama, orang panik kemudian mereka bersamaan dalam waktu yang cepat kira kira itu satu jam awannya sudah menjadi gelap, nah ada yang kemudian truk tertimbun, ada satu warga yang nyebrang tertimbun yang di Kampung Renteng. Nah itu tadi ada juga yang meninggal di situ," ujar Khofifah.

Selain itu, Khofifah juga melaporkan terdapat dua kecamatan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang terkena dampak, yaitu Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pronojiwo. Informasi yang diterima Wapres pada pukul 13.04 WITA atau 12.04 WIB sebanyak 14 warga meninggal dunia. Namun, data itu diperkirakan akan bergerak mengingat masih adanya laporan kehilangan anggota keluarga dari masyarakat.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement