REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku tak gentar dalam membongkar kasus korupsi PT Jiwasraya dan PT ASABRI. Erick Thohir mengakui dirinya kerap mendapatkan ancaman dalam menyelesaikan kasus perusahaan asuransi pelat merah, PT Jiwasraya dan PT ASABRI.
"Saya tidak pernah gentar membongkar kasus korupsi Jiwasraya dan ASABRI. Saya ingin korupsi dihentikan," kata Erick Thohir di Jakarta, Selasa (7/12).
Erick menilai, ancaman datang karena tentu banyak pihak yang tidak suka dengan langkah pemerintah yang sedang membersihkan BUMN asuransi dari praktik-praktik korupsi. "Ya, ancaman itu sudah seperti makanan sehari-hari. Apalagi mengenai Jiwasraya dan ASABRI, tapi kita Lillahi Ta'ala saja. Kerja yang terbaik," kata Erick.
Menurut Erick, ancaman-ancaman yang datang ketika seseorang ingin mengambil jalan yang benar tak perlu dipikirkan. Justru hal itu menjadi tantangan untuk menjadikan BUMN ke depan lebih bermanfaat bagi negara dan masyarakat.
BUMN, Erick menegaskan, selain sebagai unit bisnis pemerintah juga harus memberikan dampak sosial yang signifikan bagi masyarakat. Pemerintah, kata Erick, akan berupaya agar uang nasabah yang terdapat di Jiwasraya dapat dikembalikan kepada para nasabah.
Begitu pun dengan kasus ASABRI yang mencuat ke publik. "Tentu kasus-kasus itu akan merugikan nasabah, dizalimi. Pemerintah akan memprioritaskan penanganan para nasabah," kata Erick Thohir.