REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berlaga di fase penyisihan grup Liga Champions dengan selalu memetik kemenangan bukanlah perkara mudah. Pasalnya, lawan yang dihadapi adalah tim-tim tangguh dari berbagai belahan negara Eropa. Butuh konsistensi, kerja keras, dan juga keberuntungan untuk mewujudkan hal tersebut.
Dalam sejarah Liga Champions, baru ada sembilan tim yang bisa mencatatkan rekor tersebut, termasuk Liverpool di Grup B dan Ajax di Grup C yang memastikannya pada laga Rabu (8/12) dini hari WIB.
Ada satu klub lagi yang berpeluang menyusul jejak Liverpool dan Ajax pada Liga Champions musim 2021-2022. Yakni Bayern Muenchen yang Kamis (9/12) dini hari WIB akan menjamu Barcelona di Allianz Arena pada laga pamungkas Grup E.
Berikut tim yang yang menorehkan rekor 100 persen pada fase penyisihan grup, dilansir dari UEFA.com.
1. AC Milan (1992/93)
Milan memenangkan keempat pertandingan dalam dua putaran pertama untuk mencapai babak penyisihan grup perdana. Marco van Basten menjadi bintang lewat gol-golnya saat Milan nmengalahkan IFK Goteborg 4-0 pada malam pembukaan.
Milan kemudian bertandang ke markas PSV Eindhoven, tandang dan kandang melawan Porto dan di IFK yang semuanya berakhir dengan kemenangan. Terakhir, PSV dikalahkan 2-0 di San Siro.
Namum sayang, capaian sempurna babak penyisihan dengan agregat gol 11-1 tak berarti. Pada partai puncak, pasukan Fabio Capello tampil buruk dan kalah 0-1 dari Marseille di Muenchen.
2. Paris Saint-Germain (1994/95)
PSG asuhan Luis Fernandez tidak menoleh ke belakang setelah George Weah dan Daniel Bravo mencatatkan kemenangan 2-0 pada laga pertama melawan Bayern Munchen, kemenangan tandang di Spartak Moskow dan Dynamo Kyiv menempatkan mereka memegang kendali.
Weah kemudian mencetak satu-satunya gol di kandang Dynamo dan tandang ke Bayern, dan menambahkan dua lagi saat mengalahkan Spartak 4-1 dalam pertandingan penutup. PSG mencatatkan 12 gol dan kemasukan 3. Mereka kemudian berjuang ke empat besar, tersingkir setelah kalah agregat 0-3 dari AC Milan.
3. Spartak Moskow (1995/96)
Spartak memulai dengan sepasang kemenangan tipis, 1-0 di Blackburn Rovers dan 2-1 di Legia Warsawa, sebelum menang atas Rosenborg pada laga ketiga keempat, bangkit dari ketinggalan dua di babak pertama untuk menang 4-2 di Trondheim, sebelum sukses dengan kemenangan kandang 4-1. Kemenangan lebih lanjut melawan Blackburn (3-0) dan Legia (1-0) membuat tim asuhan Oleg Romantsev mencatatkan gol 15-4 dan finis dengan marjin 11 poin di puncak. Sayangnya, Spartak terhenti di perempat final oleh Nantes.
4. Barcelona (2002/03)
Kemenangan 3-2 di kandang sendiri atas Club Brugge pada 18 September 2002 di bawah Louis van Gaal membuat Barcelona mencatatkan sembilan kemenangan beruntun, rekor Liga Champions sampai Bayern mencapai rekor baru pada 2013/14.
Laju ini membawa kemenangan kandang dan tandang melawan Galatasaray dan Lokomotiv Moskow, ditambah kesuksesan tipis lainnya melawan Club Brugge, saat Barca menyelesaikan kiprah di grup mereka dengan keunggulan 11 poin, menyamai rekor Spartak, yang kemudian disamai oleh Madrid pada 2014/15.
Mereka kemudian berhasil melewati babak penyisihan grup kedua, tetapi tersingkir di perempat final oleh Juventus.
💯 Group stage perfection...
👏 When 6 wins in 6 games became reality:
🇮🇹 AC Milan (1992/93)
🇫🇷 Paris (1994/95)
🇷🇺 Spartak Moskva (1995/96)
🇪🇸 Barcelona (2002/03)
🇪🇸 Real Madrid (2011/12)
🇪🇸 Real Madrid (2014/15)
🇩🇪 Bayern (2019/20)
🇳🇱 Ajax (2021/22)
🏴 Liverpool (2021/22)#UCL pic.twitter.com/yuie1KNCTJ
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) December 8, 2021