Kamis 09 Dec 2021 16:36 WIB

Lama Seseorang Terkena Covid-19 Berbeda

Seseorang bisa sakit Covid-19 dalam waktu sebentar dan juga lama.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nora Azizah
Seseorang bisa sakit Covid-19 dalam waktu sebentar dan juga lama (Foto: ilustrasi pasien Covid-19)
Foto: www.freepik.com
Seseorang bisa sakit Covid-19 dalam waktu sebentar dan juga lama (Foto: ilustrasi pasien Covid-19)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang spesialis penyakit menular, Kristen Nichols, PharmD, BCPS, BCPPS, BCIDP, dalam laman Very Well Health, dikuip Kamis (9/12), mengatakan, lama waktu seseorang terkena Covid-19 berbeda. "Sebagian orang dengan penyakit ringan hingga sedang tidak lagi menular setelah10 hari setelah timbulnya gejala. Tapi bisa lebih lama untuk pasien yang pernah mengalami penyakit parah, atau untuk pasien dengan sistem kekebalan yang lemah,” kata Nichols.  

Nichols mengatakan, penyakit bisa terjadi pada orang yang terus-menerus mengalami gejala Covid-19 selama beberapa pekan atau bahkan berbulan-bulan setelah terinfeksi yang disebut dengan long Covid-19. Hal ini dibuktikan pada sebuah penelitian belum lama ini, di mana sebagian peserta masih memiliki gejala, seperti kelelahan dan disfungsi kognitif lebih dari tujuh bulan setelah mereka sakit. 

Baca Juga

Sementara, viral load COVID tampaknya memuncak pada pekan pertama terjadinya penyakit. Pelepasan virus dari saluran pernapasan bagian atas terjadi hingga 83 hari kemudian.

“Jika Anda dites positif tetapi tidak memiliki gejala, maka Anda harus mengisolasi diri selama 10 hari penuh dari tes positif,” kata Nichols. 

Seseorang bisa menemui orang lain apabila telah mengalami beberapa hal, pertama, setidaknya sudah melewati 10 hari sejak gejala dimulai. Kedua, tidak lagi minum obat penurun demam dalam 24 jam. Dan ketiga, gejala membaik dan tidak memiliki gejala baru.

Sementara, apa perbedaan karantina dan isolasi? Menurut CDC, karantina adalah ketika seseorang memisahkan diri dari orang lain karena melakukan kontak dekat dengan seorang pasien Covid-199, bahkan jika tidak merasa sakit. Kemudian dikarantina merupakan kondisi harus tinggal di rumah setidaknya selama 14 hari setelah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi Covid-19. Dianjurkan untuk menjauh dari orang lain, dan mewaspadai gejala seperti, demam atau sesak napas. 

Sementara jika Anda telah divaksinasi lengkap namun terpapar, Profesor kedokteran dan co-director dari Columbia Women's Heart Center Jennifer Haythe, MD, mengatakan Anda tidak perlu karantina, kecuali mengalami gejala-gejala. "Anda harus melakukan tes lima sampai tujuh hari setelah paparan,” jelas dia. 

Hal itu sejalan dengan aturan CDC. Namun, CDC menyatakan orang yang divaksinasi penuh yang melakukan kontak dekat dengan orang yang memiliki COVID harus dites 5-7 hari setelah terpapar, bahkan jika mereka tidak memiliki gejala, dan memakai masker di dalam ruangan di depan umum selama 14 hari setelah paparan atau sampai hasil tes mereka negatif.

Saat mengisolasi diri, CDC merekomendasikan agar memantau gejala, tinggal di kamar yang terpisah dari orang lain yang tinggal di rumah, dan gunakan kamar mandi terpisah. Jika memungkinkan, hindari kontak dengan orang lain di rumah, termasuk hewan peliharaan. 

Lalu, jangan berbagi barang pribadi, seperti cangkir, handuk, dan peralatan makan, Pakailah masker jika harus berada di sekitar orang lain

Meskipun sering melakukan tes dan mengisolasi diri, karantina dapat membantu mengekang penyebaran. Semenara para ahli sepakat bahwa vaksinasi adalah pertahanan terbaik. “Cara terbaik untuk menghindari COVID-19 adalah dengan divaksinasi. Ini aman dan sangat efektif untuk mencegah penularan dan penyakit serius serta rawat inap,” jelas dia. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement