REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia akan mulai memberikan suntikan vaksin Covid-19 untuk rentang usia anak 5 hingga 11 tahun mulai 10 Januari. Hal ini diumumkan Perdana Menteri Australia Scott Morrison setelah peluncuran ini menyelesaikan rintangan peraturan akhir, pada Jumat (9/12) waktu setempat.
"Ini akan menjadi berita gembira bagi jutaan keluarga di seluruh negeri yang menginginkan kesempatan bagi anak-anak mereka untuk divaksinasi," kata Morrison dalam sebuah pernyataan.
Setelah meninjau data klinis dari Kanada, kelompok penasihat vaksinasi Australia merekomendasikan interval delapan pekan antara dua dosis. Itu dapat dipersingkat menjadi tiga pekan jika ada wabah.
Dosis Pfizer akan diberikan pada tahap awal. Sementara regulator menilai kesesuaian suntikan Moderna. Keputusan diharapkan dalam beberapa pekan mendatang.
Keputusan tersebut juga muncul ketika Australia berusaha untuk mempercepat peluncuran suntikan dosis ketiga atau booster setelah menjadi salah satu negara yang paling banyak divaksinasi di dunia terhadap Covid-19. Negara tersebut menginokulasi hampir 90 persen populasinya di atas 16 tahun dengan dua dosis.
Sekitar 70 persen anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun telah divaksinasi lengkap. Prihatin dengan varian Omicron yang lebih menular di tengah peningkatan infeksi yang stabil di Sydney, kota terbesar di Australia, pihak berwenang telah mendesak orang untuk vaksin booster.
Negara bagian New South Wales, yang mencakup Sydney, melaporkan 516 kasus baru pada Jumat, kenaikan terbesar dalam dua bulan. Sebagian besar disebabkan oleh varian Delta tetapi jumlah infeksi Omicron telah meningkat sejak Australia melaporkan kasus pertamanya sekitar dua pekan lalu.
Sekitar 50 kasus telah terdeteksi sejauh ini, mayoritas di Sydney. Australia telah melaporkan sekitar 225.000 kasus Covid-19 dan 2.084 kematian sejak pandemi, jauh lebih sedikit daripada banyak negara yang sebanding.