REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya menegur pihak kontraktor dalam proyek jalur sepeda di Jalan Sudirman, Bogor Tengah, Jawa Barat. Teguran tersebut dilayangkan lantaran kecewa atas lambatnya perkembangan pembangunan proyek tersebut.
Bima menemukan pengerjaan yang dilakukan kontraktor tidak sesuai target ketika inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan di Jalan Sudirman pada Jumat (10/12). Dalam sidak tersebut, Bima menemukan kurangnya jumlah pekerjanya atau sumber daya manusianya dalam pengerjaan proyek.
"Saya kecewa. Sudah tanggal segini (perkembangannya) masih segini. Saya lihat ada masalah, pekerja kurang, waktu kurang, makanya saya tanya (kontraktor) punya uangnya enggak? Saya tegur," ujar Bima, dikutip dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/12).
Bima menyebut, kontraktor yang tidak bekerja sesuai dengan target akan dimasukkan dalam daftar hitam atau black list. "Kalau tidak mampu menambah yang kerja, tidak mampu menambah waktu dengan kualitas pekerjaan yang amburadul sudah pasti di blacklist. Ini pelajaran," kata dia.
Selain menegur kontraktor, Bima Arya juga menyinggung soal sistem pengadaan barang dan jasa (PBJ) yang masih bermasalah. Dia memastikan, Pemkot Bogor akan melakukan evaluasi terkait masalah tersebut.
“Ini terus berulang. Saya ingin mengevaluasi semua mulai dari sistem PBJ-nya. Ini ada yang salah dengan sistem kita. Saya akan evaluasi, saya akan investigasi semua," kata dia.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Chusnul Rozaqi menambahkan, Dinas PUPR sudah memberikan teguran kedua kepada kontraktor pada proyek tersebut. Adapun, batas waktu pengerjaan proyek diketahui hingga akhir 2021.
"Kita lihat nanti dia sampai sejauh mana bisa memperbaiki dan mengoreksi kekurangan yang ada, karena sisa waktu tinggal 20 hari sampai tanggal 30 Desember 2021. Kalau metode mereka seperti ini, tidak akan selesai," kata Chusnul.
Chusnul meminta agar ada penambahan jumlah pekerja, juga material, serta pengerjaan yang dilakukan 24 jam nonstop agar proyek tersebut selesai sesuai dengan target. Hal itu menurutnya masih memungkinkan untuk diwujudkan.
"Ini masih memungkinkan untuk bisa dituntaskan, akan ada evaluasi setiap hari. Kalau dia tidak bisa mengubah ini semua, kami yakini ini tidak akan selesai. Indikasi cuman satu, kondisi lapangan tidak ada masalah, tapi dari pelaksana sendiri sejauh mana mereka bisa mengerjakan," ujarnya.