Ahad 12 Dec 2021 12:46 WIB

Dermawan Bantu Warga Bencana: Antara Esensi dan Eksistensi

Membantu masyarakat yang tertimpa musibah merupakan tugas suci

Red: Agung Sasongko
Gunung Semeru mengeluarkan guguran lava pijar terlihat dari Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (9/12/2021). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi meminta warga di sekitar kawasan Gunung Semeru tetap waspada karena potensi erupsi Gunung Semeru masih bisa terjadi.
Foto: ANTARA/Umarul Faruq
Gunung Semeru mengeluarkan guguran lava pijar terlihat dari Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (9/12/2021). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi meminta warga di sekitar kawasan Gunung Semeru tetap waspada karena potensi erupsi Gunung Semeru masih bisa terjadi.

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh: Teguh Imami, Mahasiswa Pascasarjana Sosiologi Univeritas Airlangga

Pasca erupsi Gunung Semeru, masyarakat Indonesia berbondong-bondong menggalang dana dan menyalurkannya ke warga sekitaran bencana. Mulai pejabat, kelompok perusahaan, organisasi masyarakat, aktivis sosial, pegiat komunitas, mahasiswa, siswa, semua serempak turun membantu.

Baca Juga

Tidak salah jika Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index 2021 memberikan nilai tertinggi kepada Indonesia dengan menjadikan negara paling dermawan nomor 1 di dunia. Pada laporan tersebut, lebih dari 8 orang dari 10 orang Indonesia menyumbangkan uangnya dan tingkat sukarelawan negara lebih banyak dari tiga kali rata-rata global.

Di sepanjang 2020, Indonesia mencatatkan total skor sebesar 69 atau naik dari skor sebelumnya sebesar 59 pada 2018, saat terakhir kali Indeks tahunan diterbitkan. Pada saat itu, Indonesia juga menempati peringkat pertama sebagai negara paling dermawan di dunia.

Seminggu terakhir, saat berhenti di lampu merah perempatan, atau saat berpapasan disekitaran jalan raya, kita akan dengan mudah menemui aktivitas penggalangan dana tersebut. Tidak berhenti di ruang nyata, di ruang maya pun demikian, campaign galang dana, dan ajakan berdonasi juga berseliweran mengisi timeline media sosial keseharian kita.

Namun, kegiatan membantu tersebut, apakah murni membantu sebagai rasa kemanusiaan? Atau adakah hal lain yang ingin ditunjukkan masyarakat saat membantu warga terdampak bencana?

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement