Senin 13 Dec 2021 12:07 WIB

Gubernur: Tour de PDRI Bukan Pengganti Tour de Singkarak

Pemprov Sumbar mengadakan balapan sepeda yang memadukan historis dan ekonomi.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Mahyeldi.
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Mahyeldi.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi menjelaskan, balapan sepeda Tour de PDRI adalah ajang baru yang bertujuan untuk memadukan faktor historis, wisata, pendidikan, budaya, dan ekonomi. Tour de PDR bukan ajang pengganti Tour de Singkarak (TdS) yang batal digelar akibat pandemi Covid-19.

"Ini bukan pengganti TdS tapi ajangbaru untuk mengingat perjuangan bangsa. Nanti untuk TdS kita siapkan lagi," kata Mahyeldi saat pelepasan pebalap yang mengikuti ajang Tour de PDRI di Gedung Juang 45, Kota Padang, Provinsi Sumbar, Senin (13/12).

Baca Juga

Dia mengatakan, PDRI adalah tonggak keberlanjutan Republik Indonesia saat agresi Belanda II. Ketika itu, menurut Mahyeldi, pemimpin Indonesia ditangkap Belanda hingga membahayakan kelangsungan NKRI. PDRI yang dipimpin Ketua Syafruddin Prawiranegara menyelamatkan NKRI tetap eksis. Menginformasikan ke dunia internasional bahwa Negara Indonesia masih ada

."Inilah yang ingin kita sampaikan dan ingatkan pada generasi muda Indonesia bagaimana pentingnya peran PDRI dalam sejarah bangsa," ujar Mahyeldi.

Peserta Tour de PDRI akan melewati tujuh daerah di Sumbar mulai dari Bidar Alam di Kabupaten Solok Selatan, Pulau Punjung di Kabupaten Dharmasraya, Sumpur Kudus perbatasan Sijunjung dan Tanah Datar, Bukittinggi, Payakumbuh, dan finis di Koto Tinggi di Kabupaten Limapuluh Kota. Mahyeldi berharap, kegiatan itu akan menjadi ajang tahunan yang akan lebih meriah lagi ke depan.

Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Novrial mengatakan kegiatanitu diikuti oleh 60 peserta permanen dari TNI dan Polri, ditambah komunitas dan VVIP. Dari segi pariwisata, kata dia, ajang tersebut akan dikembangkan lagi sebagai wisata sejarah yang bisa dinikmati oleh wisatawan khusus. "Secara bertahap kita akan evaluasi dan perbaiki semua kekurangannya," ujar Novrial.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement