REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Tim pengabdian masyarakat (Pengmas) FMIPA UI mengadakan kegiatan Autiscare Edusains Sabtu, 28 November 2021 di lingkungan FMIPA UI. Kegiatan tersebut diadakan oleh sepuluh orang mahasiswa yang diketuai oleh Khonsa Rana Nabila, serta dibina oleh Dr. Retno Lestari, M.Si. selaku dosen pembimbing.
Berdasarkan rilis yang diterima, Jumat (17/12), kegiatan tersebut bekerja sama dengan Yayasan Pandu Cendekia berupaya untuk memanfaatkan limbah plastik dengan mengolahnya menjadi kerajinan yang dapat menjadi media pembelajaran keterampilan motorik bagi anak-anak penyandang autism spectrum disorder.
Seluruh peserta dari kegiatan Autiscare Edusains merupakan siswa binaan dari Yayasan Rumah Terapi Putra Fitri yang berjumlah 12 orang. Umumnya peserta pada kegiatan ini berusia 14-18 tahun.
Pelaksanaan kegiatan Autiscare Edusains dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Para peserta diajarkan dan diingatkan akan pentingnya mencuci tangan dan menggunakan masker.
Kegiatan Pengmas dikemas dalam beberapa kegiatan yang menarik, diantaranya adalah pembuatan mainan dari kardus dan sedotan plastik serta penampilan dongeng bertemakan pengolahan botol plastik menjadi alat musik yang diisi oleh pendongeng dari Dongeng Ceria.
Seluruh peserta yang hadir dalam acara ini sangat antusias dan juga berpartisipasi secara aktif dalam segala kegiatan yang diadakan. “Anak-anak merasa sangat senang dan acara ini juga akan menjadi salah satu kenangan manis bagi mereka,” ujar Ratna Komara Wangsih selaku Kepala Yayasan Rumah Terapi Putra Fitri.
Ratna juga berharap semoga kegiatan Autiscare Edusains ini akan terus berjalan, sehingga kegiatan yang bermanfaat ini akan terus ada dan menjadi wadah bagi siswa binaan Yayasan Rumah Terapi Putra Fitri untuk dapat terus aktif belajar dan juga berkarya.
"Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembelajaran sekaligus terapi psikomotrik melalui kegiatan yang menarik seperti pembuatan kerajinan dari sampah plastik sebagai upaya meningkatkan keterampilan motorik, kreativitas, kemandirian, serta kepedulian terhadap lingkungan bagi para peserta” terang Dr. Retno.