Sabtu 18 Dec 2021 10:29 WIB

Tantangan dan Peluang Industri Otomotif 2022

Industri otomotif di 2022 masih berhadapan dengan pandemi Covid-19.

Konsumen melintas di antara mobil yang ada di dealer Auto2000 Sudirman, Menara Astra, Jakarta, Selasa (21/9/2021). Pemerintah resmi memperpanjang kebijakan pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) untuk kendaraan bermotor sampai akhir Desember 2021 dalam rangka memacu konsumsi masyarakat kelas menengah.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Konsumen melintas di antara mobil yang ada di dealer Auto2000 Sudirman, Menara Astra, Jakarta, Selasa (21/9/2021). Pemerintah resmi memperpanjang kebijakan pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) untuk kendaraan bermotor sampai akhir Desember 2021 dalam rangka memacu konsumsi masyarakat kelas menengah.

Oleh : Hiru Muhammad, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Jelang tutup tahun 2021, industri otomotif menjadi salah satu sektor industri yang boleh tersenyum lega. Setelah memperoleh fasilitas keringanan pajak, alias insentif Pajak Penjualan Kendaraan Mewah (PPnBM) Maret hingga Agustus dan perpanjangannya hingga akhir tahun ini, industri otomotif terus menunjukkan hasil positif.

Menurut catatan Gaikindo penjualan mobil sudah mencapai 790.542, atau melampaui target semula 750 ribu unit. Untuk penjualan retail mencapai 761.862 unit. Tren positif ini diharapkan dapat terus berlanjut hingga 2022 yang akan dihadapi dalam beberapa pekan mendatang. Bahkan Gaikindo berani mematok target penjualan hingga kisaran 900 ribu unit tahun depan.

Hal ini mendorong industri otomotif dan turunannya terus bergeliat memenuhi permintaan pasar yang tertunda selama pandemi berlangsung. Bayangan PHK massal yang mengancam sektor padat modal inipun perlahan sirna seiring dengan vaksinasi massal yang digencarkan pemerintah hingga target akhir tahun ini terpenuhi.

Namun, capaian positif tersebut bukan berarti masalah yang dihadapi saat ini telah selesai. Pandemi Covid-19 masih menghantui dunia. Munculnya berbagai varian baru Covid-19 yang melanda Afrika dan beberapa negara lain termasuk Indonesia terus memaksa pemerintah di banyak negara bekerja keras untuk menemukan penangkalnya. Seolah vaksinasi yang diberikan hingga dua kali belum menjadi jawaban ampuh untuk mengatasi virus mematikan tersebut. Kewaspadaan tingkat tinggi tetap harus digaungkan sambil terus melanjutkan rencana bisnis yang telah ditetapkan.

Di era kenormalan baru ini, kalangan industri tampaknya dituntut piawai dalam memainkan agenda yang ditetapkan sambil mewaspadai penyebaran varian baru yang tidak mudah ditaklukkan. Sungguh ini bukan pekerjaan mudah karena perlu kerja sama yang baik semua pihak. Tidak hanya kalangan industri otomotif saja, melainkan juga pemerintah pusat, daerah, pebisnis hingga masyarakat di pelosok yang minim informasi Covid-19. Ini yang menjadi salah satu tantangan utama industri di Tanah Air dan banyak negara.

Adaptasi kenormalan baru dengan penerapan teknologi digital serta artificial intelligence (AI) menjadi strategi baru yang harus terus dikembangkan dalam dunia bisnis modern. Teknologi digital yang sebelum pandemi hanya sebagai pendukung,  kini telah mengambil alih sebagian tugas manusia bahkan dalam banyak hal memberikan kontribusi yang tidak kecil bagi keberhasilan bisnis di masa pandemi.

Layanan kepada pelanggan yang sebelumnya hanya berbasis pertemuan antara tenaga salesman dengan konsumen, kini telah diambil alih teknologi digital yang tidak perlu waktu lama untuk menyelesaikan. Sungguh suatu hal yang sebelumnya tidak dibayangkan banyak orang, kini telah menjadi kebiasaan baru masyarakat modern.  Industri otomotif yang sarat dengan teknologi modern, sudah tentu sangat terbantu dengan hadirnya teknologi digital ini. Berbagai transaksi penjualan, layanan servis hingga pembelian suku cadang dan keperluan lain dapat dilakukan melalui sistem digital ini.

Di sisi lain hadirnya kendaraan listrik di Tanah Air seiring dengan kebijakan pemerintah dalam sosialisasi guna mempercepat penggunaan kendaraan listrik juga menjadi tantangan. Hadirnya sarana pendukung seperti stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU)dan beragam model kendaraan listrik di Tanah Air sejak beberapa tahun terakhir menjadi pertanda era kendaraan listrik di Tanah Air telah dimulai. Meski harganya belum sepenuhnya terjangkau, namun adanya kesediaan sejumlah pabrikan yang bersedia membangun pabrik  mobil dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi mereka dan tersedianya bahan baku baterei menjadi pertanda positif bagi potensi pasar industri kendaraan listrik Tanah Air.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement