Investasi tanpa rencana ibarat berjalan tanpa arah. Tak tahu ke mana harus melangkah, sehingga tersesat.
Sama seperti hidup, investasi saham membutuhkan rencana yang matang agar dapat mencapai tujuan. Begitupun dengan trading saham.
Inilah pentingnya membuat trading plan saham. Trading plan saham akan memberikan petunjuk bagi kamu apa saja yang harus dilakukan, termasuk strategi untuk melakukan aksi jual beli saham.
Dengan begitu, kamu dapat mengambil keputusan transaksi sesuai skenario atau rencana yang sudah disusun untuk mencapai tujuan investasi saham.
Baca Juga: Saham Telekomunikasi Indonesia, Ini Daftar dan Harganya
Pengertian Trading Plan Saham
Pengertian Trading Plan Saham
Trading plan saham adalah kegiatan perencanaan sebelum melakukan trading saham. Dalam membuat trading plan saham, kamu dapat menyusun atau membuat daftar komponen penting sebagai ‘kompas’ saat transaksi jual beli saham.
Sayangnya, meski sangat vital, banyak investor yang tak memiliki trading plan. Trading saham hanya sekadar ikut-ikutan.
FOMO (Fear of Missing Out) telah menjadi fenomena di kalangan anak muda. Termasuk dalam urusan investasi atau trading saham. Merasa takut kehilangan atau ketinggalan, sehingga memilih jalan ikut-ikutan.
Itu karena mereka bingung, tak tahu harus berbuat apa dan bagaimana saat trading saham. Walhasil bisanya cuma ngekor.
Gaya ikut-ikutan ini yang bikin bahaya. Di media sosial sedang ramai dibahas keuntungan saham A, jadi latah beli saham tersebut.
Padahal admin, netizen, bahkan artis dan influencer yang mengulas bukan analis saham. Analisis fundamental yang menjadi dasar ilmu investasi saham pun belum tentu mereka paham.
Ikut-ikutan trading saham dapat menjatuhkanmu ke jurang terdalam. Bukan untung, tetapi malah buntung alias rugi. Ini yang akan menimpa investor tanpa sebuah trading plan.
Baca Juga: Ciri-ciri Investasi Saham yang Bagus untuk Jangka Panjang
Cara Membuat Trading Plan Saham
Cara Membuat Trading Plan Saham
Kebanyakan orang malas membuat trading plan saham karena dianggap susah, njelimet, dan menguras otak. Ingin yang anti ribet? Begini cara membuat trading plan saham yang mudah, di mana kamu harus memasukkan komponen penting ini:
1. Saham yang ingin dibeli
Cara membuat trading plan saham pertama diawali dengan menentukan saham apa yang ingin dibeli. Pantau pergerakan harga sahamnya, kulik laporan keuangannya, dan analisis lain.
Jika ingin cari aman, incar saham lapis satu atau blue chip maupun saham unggulan di indeks LQ45 dengan kinerja bagus, fundamental kuat, dan tidak gampang ‘digoreng.’
2. Pasang harga beli saham
Langkah selanjutnya membuat trading plan saham adalah menentukan level beli. Di harga berapa kamu akan membeli saham tersebut.
Ini yang dinamakan membeli bukan pakai feeling atau perasaan. Mesti punya rencana yang matang dan jelas, sebab feeling tidak dapat bekerja di pasar saham.
Kamu memiliki patokan harga beli saham. Jika harga saham tidak sesuai skenario atau rencana tersebut, kamu tidak akan membelinya.
Sebagai contoh, harga saham ABCD saat ini Rp 3.000 per lembar saham. Kamu sudah melakukan analisis, membaca grafik sahamnya bahwa ada potensi harga saham turun ke Rp 2.850.
Sehingga kamu memasang harga beli pada Rp 2.850. Bila ternyata pergerakan harga saham belum mengarah ke level tersebut dalam beberapa hari, atau merosot ke harga Rp 2.800, maka tahan untuk tidak beli.
Pun dengan saham incaran lainnya. Harus punya strategi mau beli di harga berapa. Dengan demikian, kamu tidak terdorong sering trading.
3. Pasang harga jual saham
Menentukan harga jual saham juga harus masuk dalam trading plan kamu. Ingin menjual saham di harga berapa, mesti punya target.
Jika tidak memasang level jual, kamu akan kebingungan. Tidak tahu harus mengambil langkah apa, akhirnya semua serba pakai feeling.
Misalnya, kamu beli saham ABCD sesuai harga yang direncanakan, yakni Rp 2.850 per lembarnya. Lalu kamu pasang harga jual saham tersebut di level Rp 3.050 dari hasil analisis akan terjadi pembalikan arah dari downtrend ke uptrend.
Tak disangka, di hari yang sama kamu beli, saham ABCD menguat ke level Rp 2.960. Sebetulnya kalau kamu menjual langsung, sudah dapat capital gain.
Tetapi karena sudah punya trading plan dan yakin saham ABCD akan terus menanjak berdasarkan analisis, kamu tidak bernafsu melepas saham tersebut.
Baca Juga: Saham Blue Chip: Pengertian, Ciri-ciri, dan Daftarnya
4. Menghitung keuntungan dan risiko
Setelah menetapkan harga beli dan harga jual saham, kamu dapat menghitung potensi keuntungan. Misalnya, target harga beli Rp 1.000, target jual Rp 1.500, berarti potensi untung 50%.
Selain itu, strategi ini juga bisa menghitung seberapa besar saham tersebut berisiko gagal naik dan akhirnya bergerak turun. Dengan begitu, kamu bisa menerima risiko ini.
5. Cut loss
Dalam trading saham tidak selamanya berjalan sesuai rencana. Ada kemungkinan trading plan meleset. Harga saham yang dibeli tidak bergerak sesuai harapan dan terus terjun bebas.
Bila mengalami kondisi demikian, kamu dapat mengambil langkah cut loss. Cut loss adalah menjual saham dengan harga yang lebih rendah dari harga beli.
Cut loss adalah strategi darurat alias emergency strategy yang bisa diambil untuk mencegah kerugian lebih besar akibat harga saham yang terus merosot.
Cut loss sangat dianjurkan dilakukan oleh trader dan investor untuk menjaga modal yang dimiliki dn tidak terjebak pada posisi merugikan.
Membuat Trading Plan Saham Dulu, Baru Action!
Baik trader maupun investor harus membuat trading plan saham di awal agar dapat menetapkan strategi yang tepat. Tujuannya guna meraup keuntungan besar dan meminimalkan risiko.
Dalam dunia investasi, cara membuat trading plan bukan hanya berlaku untuk saham, tetapi juga cara membuat trading plan forex, kripto, dan investasi lain. Jadi, yuk buat trading plan dulu, baru action!
Baca Juga: 10 Sekuritas Terbaik di Indonesia untuk Investasi Saham