Senin 20 Dec 2021 18:16 WIB

Prioritas Distribusi Logistik dan Peralatan Pascagempa Bumi M 7,4 di Kepulauan Selayar

Bantuan berupa logistik dan peralatan terus didorong menuju lokasi pascagempa bumi

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Sejumlah rumah rusak akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 7,4 di Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Rabu (15/12/2021). Pihak Basarnas menerima laporan sementara kerusakan rumah akibat gempa pada Selasa (14/12/2021) sebanyak 164 unit di Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu dan sebagian warga masih memilih mengungsi.
Foto: ANTARA/Basarnas
Sejumlah rumah rusak akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 7,4 di Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Rabu (15/12/2021). Pihak Basarnas menerima laporan sementara kerusakan rumah akibat gempa pada Selasa (14/12/2021) sebanyak 164 unit di Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu dan sebagian warga masih memilih mengungsi.

REPUBLIKA.CO.ID, KEPULAUAN SELAYAR -- Upaya percepatan penanganan Gempa bumi Flores magnitudo 7,4 yang berdampak di wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel), terus dilakukan. Memasuki hari ke-6 atau Senin (20/12), pascagempa bumi tersebut, bantuan berupa logistik dan peralatan terus didorong menuju lokasi terdampak menggunakan sarana transportasi laut.

Tercatat, sudah empat kali Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Selayar mengirimkan bantuan logistik melalui jalur laut sejak satu hari pascagempa bumi, atau Rabu (15/12), ke dua titik lokasi terdampak paling parah. Adapun lokasi itu adalah di Kecamatan Pasimarannu yang berada di Pulau Bonerate dan Kecamatan Pasilambena di Pulau Kalaotoa, Kepulauan Selayar.

Baca Juga

"Di Kecamatan Pasimarannu terdapat 203 rumah rusak berat, 565 rumah rusak ringan, 13 bangunan pemerintah rusak. Di samping itu, ada sebanyak 10.188 warga yang mengungsi di 43 titik lokasi pengungsian, " kta Abdul Muhari, Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Senin (20/12).

Kemudian di Kecamatan Pasilambena sedikitnya ada154 rumah rusak berat, 235 rumah rusak ringan dan 12 bangunan pemerintah rusak. Selain itu ada sebanyak 60 warga mengalami luka berat, tiga ibu hamil dan menyusui yang mana satu di antaranya telah melahirkan di pengungsian. Selanjutnya juga tercatat ada sebanyak 6.405 warga yang mengungsi di 61 titik pengungsian.

Sejauh ini, Pemkab Kepulauan Selayar telah memberangkatkan logistik dan peralatan menggunakan tiga jenis kapal yakni kapal motor, kapal cepat atau speed boat dan Kapal TNI AL yang disiagakan untuk membantu penanganan gempabumi di Kepulauan Selayar.

Pengiriman logistik tersebut tentunya bukan perkara mudah. Selain jarak dan waktu tempuh selama kurang lebih 13-18 jam menggunakan kapal menuju ke lokasi terdampak, kondisi cuaca juga berpotensi menjadi faktor kendala pengiriman. Khusus kapal motor, apabila terjadi cuaca buruk dan gelombang besar, maka kapal harus bersandar sejenak di pulau terdekat dan melanjutkan perjalanan kembali setelah cuaca kembali bersahabat.

Tidak hanya itu, kendala lain yang dihadapi adalah kondisi wilayah lokasi terdampak di kepulauan tidak ada dermaga yang sesuai untuk kapal-kapal pemuat logistik bersandar. Mau tidak mau harus ada perahu-perahu kecil untuk menjemput logistik dari kapal menuju ke daratan.

“Kendala dari laut, selain waktu tempuh lama, kapal-kapal ini tidak bisa bersandar karena tidak ada dermaga. Jadi harus ada perahu yang jemput barang,” ungkap Andi Bahar selaku Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Kepulauan Selayar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement