Jumat 24 Dec 2021 06:47 WIB

Cerita Perjuangan Zahra Aisha Menuju Status Atlet Esports Profesional

Rara kini didapuk sebagai in-game team leader timnya.

Zahra Aisha ‘DG ChriimusAF’ saat menjadi MVP CODM Princess Series season 2.
Foto: Dok. IG CODM
Zahra Aisha ‘DG ChriimusAF’ saat menjadi MVP CODM Princess Series season 2.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia esports sebagai trah tertinggi cabang kompetisi olahraga di dunia gaming, adalah medan yang saat ini masih identik dimainkan oleh kaum pria. Hal ini diperkirakan merupakan buah dari berbagai game design yang kerap ditargetkan untuk memikat naluri kompetitif, dan menirukan olahraga di dunia nyata secara virtual; yang juga didominasi oleh para pria.

Namun, esports tidaklah seperti olahraga tradisional, yang mana pria sering dianggap memiliki keunggulan fisik dibandingkan wanita. Atribut fisik tidak terkait dengan kinerja tinggi dalam esports, yang memungkinkan pria dan wanita bersaing di arena yang sama. 

Baca Juga

Maka dari itu, kiprah para lady gamers saat ini juga tidak dapat dipandang sebelah mata. Perlahan namun pasti, mulai banyak wanita yang kerap mengidentifikasi dirinya sebagai casual bahkan sebagai pro gamers yang kemampuannya bisa diadu head-to-head dengan para gamer lelaki. Salah satu contohnya adalah Zahra Aisha ‘DG ChriimusAF’ atau akrab disapa Rara. 

Rara memilih permainan Call of Duty: Mobile (CODM) yang notabene merupakan gim berkonsep team shooter sebagai wadah untuk mengekspresikan hobinya hingga ke ranah profesional.

Takdir mengantarkan Rara untuk menyukai dunia games. Perjumpaan dengan teman-temannya selama mengarungi dunia gaming membuat Rara berkesimpulan bahwa gim bisa menciptakan dampak yang baik di masyarakat. Bukan sekadar menghasilkan stereotip buruk di mata masyarakat.

“Yang membuat aku tertarik berkecimpung di dunia game ini adalah impact dari games itu sendiri. Game itu bukan tempat negatif, menghabiskan waktu tapi, di game bisa menciptakan banyak prestasi dan koneksi. Aku juga melihat prospek game sebagai karier yang menjanjikan, baik itu sebagai pro player, youtuber, maupun streamer," ujar dia di Jakarta, Kamis (23/12).

Menjadi seorang atlet wanita di dunia yang erat kaitannya dengan stereotip maskulinitas tidaklah mudah. Kerap kali para lady gamers rentan diremehkan kemampuannya ataupun berujung diskriminasi baik itu saat bermain maupun bertanding.

“Kalau cowok highlight turnamennya sudah terjadwal, ruang dan wadahnya juga luas, dan prize pool juga lebih besar. Sementara yang cewek, turnamennya paling tiga bulan sekali, ruang dan wadahnya terbatas, dan hadiahnya sangat timpang dari tim cowok," kata dia. 

Kurangnya inklusivitas dalam dunia gaming tersebut tidak membuat Rara surut nyali. Sebelum bergabung dengan tim all-ladies, Rara sempat mencoba untuk bergabung dan bertanding dengan tim esports pria. Awalnya ia merasa insecure dengan kemampuannya sendiri.

“Pertama kali gabung dengan tim cowok, Saya merasa deg-degan, takut menjadi beban, takut nggak cocok dengan tim mereka. Namun itu hanya ilusi semata. Mereka (Tim cowok) juga caring dan baik. Justru, di tim cowok ini saya belajar banyak mengenai scrim dalam permainan esports," kata dia.

"Scrim itu latihan khusus setiap hari, dengan berbagai materi, semisal hari ini latihannya apa dan besok apa materinya, mempelajari map, menggunakan senjata, mengatur tempat posisi, memahami skema permainan, sampai pada tahap strategi yang kita bangun bareng-bareng," kata dia.

Ketika ditanya alasannya memilih CODM sebagai wadah untuk terus berprestasi di dunia esports, Rara yang sering memilih role support di dalam game CODM. Ia melihat potensi besar bagi para gamer perempuan pada platform CODM ini. 

"Secara pribadi, aku sendiri menyaksikan bahwa CODM menjadi salah satu game di Indonesia yang terus menghadirkan dan menampilkan banyak ladies pro-player, sehingga iklim yang inklusif terbangun, terlebih prospek dan masa depan CODM sangat cerah berkat dukungan Garena lewat CODM yang secara rutin memperhatikan dan menghadirkan turnamen bagi para ladies," ujar dia.

Kesenangannya terhadap CODM pun terus bertumbuh seiring berjalannya waktu. Rara yang kerap menggunakan alias ‘chriimus’ di dalam game ini pun terus meningkatkan rank karakternya di setiap musim kompetisi CODM. Kemampuan Rara pun tidak luput dari perhatian berbagai tim profesional di dunia esports CODM. Rara pun banyak malang melintang direkrut oleh berbagai tim yang mempercayai kemampuannya, bertemu teman, dan terus mengasah kemampuannya. Rara sempat ditarik ke tim Kayze Avere Fede, sebelum akhirnya berlabuh di tim Dunia Games Avere Fede, di situ kemampuan leadership dan skillnya membuat Rara didapuk sebagai in-game team leader dan berhasil membawa timnya mencicipi Juara 2 di Princess Series season 2 dan meraih Juara 1 di turnamen tingkat nasional CODM Queen Series Season 3.

Hingga saat ini, wanita yang berkuliah di jurusan Public Relations ini mengaku mengidolakan sosok Merry Riana dan Maudy Ayunda. Menurut dia, keduanya merupakan sosok wanita tangguh yang juga mahir di bidang public speaking, pintar mengatur waktu antara pendidikan dan hobi, sertan. Selain itu, sosok idola Rara di dunia Esport salah satunya adalah Monica Carolina “Nixia”.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement