REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Harga sejumlah kebutuhan pokok sembako di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) merangkak naik pada momen Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pemerintah Kota Tangsel memastikan bakal melakukan operasi pasar untuk menjaga kestabilan harga bahan pokok.
"Langkah Pemda Tangsel salah satunya adalah program operasi pasar. Kita bagaimana menyetok barang-barang yang langka dengan harga terjangkau supaya barang yang dijual ke Tangsel jangan mahal, bisa diatur atau direm agar tidak ada kenaikan setiap harinya," ujar Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan di Kota Tangsel.
Pilar menuturkan, kenaikan harga sembako pada momen Nataru 2022 diakui memberatkan para pedagang dan juga pembeli. Dia melihat permasalahan kenaikan harga kebutuhan pokok sembako terjadi seiring dengan masalah kurangnya ketersediaan pasokan atau stok, sementara permintaan atau kebutuhan tinggi, sehingga harga pun menjadi terdongkrak naik.
"Yang langka itu sebenarnya minyak (goreng). Sama cabai karena panennya di musim penghujan, barang enggak bagus. Nah itu juga agak sulit. Harga memang tinggi, sangat tinggi," tuturnya.
Pilar telah melakukan kegiatan sidak ke pasar tradisional maupun pasar modern di Tangsel untuk mengumpulkan informasi dari pedagang serta pembeli terkait pergerakan harga di lapangan. Hal itu dilakukan untuk menentukan langkah yang perlu dilakukan untuk mengendalikan kenaikan harga yang melambung.
Dengan dilakukan upaya operasi pasar atau upaya lainnya untuk menstabilkan kembali harga, dia memprediksi harga kebutuhan pokok bakal kembali menurun dalam waktu dekat. "Kita rumuskan langkah-langkahnya agar tidak melonjak begitu tinggi, mudah-mudahan akhir tahun turun harganya," tuturnya.
Kenaikan harga kebutuhan pokok sembako di Tangsel terpantau cukup tinggi, seperti yang terjadi di Pasar Modern BSD Serpong. Seperti harga cabai rawit bergerak di angka Rp112 ribu per kg. Menurut pedagang, harga cabai rawit terus mengalami kenaikan secara bertahap dari harga normal sekitar Rp32 ribu per kg yang memuncak hingga seratusan ribu per kg.
Sari (32), seorang pedagang cabai mengatakan, kenaikan harga cabai rawit tersebut telah terjadi sejak sebulan terakhir. Menurut informasi yang diperoleh, faktor yang menyebabkan kenaikan harga cabai rawit lantaran terjadinya gagal panen. "Infonya, karena hujan, banjir, jadi gagal panen. Ada juga yang nyangkut-nyangkutin sama jelang Tahun Baru," ujarnya.
Dia menyebut, harga cabai rawit kemungkinan akan bergerak di angka tersebut hingga pertengahan Januari 2022. Sehingga ada kemungkinan harga bakal kembali normal. "Kalau kata induknya sih turun Januari pertengahan, tapi enggak tahu turunnya berapa, pokoknya normal. Dia berangsur naik dan turunnya, biasanya naik atau turun secara berangsur Rp5 ribu gitu," tuturnya.
Lalu, harga minyak goreng sekitar Rp42 ribu per 2 liter dari harga normal sebesar Rp25 ribu. Dan atau Rp22 ribu per 1 liter minyak dari harga normal sebesar Rp15 ribu. Pedagang menyebut ada permasalahan kelangkaan stok.
"Isunya bahan setengah jadinya (bahan minyak goreng) itu dikirim (impor) dijadikan bahan bakar atau apa, jadi ketersediaan di dalam (negeri) kurang. Jadi barangnya sedikit, permintaan banyak, ya harganya naik," kata Rina, seorang pedagang minyak goreng di Pasar Modern BSD.
Adapun harga telur naik menjadi Rp32 ribu per kilogram (kg) dari harga normal sekitar Rp27 ribu per kg. Harga daging ayam potong terpantau dihargai sebesar Rp45 ribu dari harga normal sekitar Rp38 ribu per kg. Kenaikan harga terjadi sekitar seminggu menjelang perayaan Natal.