Senin 27 Dec 2021 18:09 WIB

Imbas Harga Elpiji Naik, Pengusaha Makanan di Tangsel Bakal Naikkan Harga

Kenaikan harga elpiji 12 kg dan 5 kg berkisar antara Rp 1.600 sampai Rp 2.600 per kg.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Pekerja mengangkat elpiji 3 kilogram ke atas truk di Cilendek Barat, Kota Bogor, Jawa Barat.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah/foc.
Pekerja mengangkat elpiji 3 kilogram ke atas truk di Cilendek Barat, Kota Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, SERPONG – PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga elpiji non subsidi secara bertahap sebesar Rp 1.600 hingga Rp 2.600 per kilogram (kg) pada akhir 2021 ini.

Sejumlah pengusaha makanan di Tangerang Selatan (Tangsel) mengatakan, kenaikan harga elpiji bakal memberi imbas pada keputusan menaikkan harga makanan.

Baca Juga

Haris, penanggung jawab Resto Spesial Soto Boyolali (SSB) yang berlokasi di Jalan Ciater, Serpong menuturkan, pihaknya telah mendengar informasi kenaikan harga elpiji.

Menurut penuturannya, per Ahad (26/12) harga elpiji 12 kg yang masih bergerak di harga normal, yakni Rp 137 ribu, namun harga kemungkinan akan naik pada Senin (27/12) sore.

“Kemarin (Ahad, 26 Desember 2021) harga elpiji 12 kg masih Rp137 ribu. Kalau naiknya nanti tukang gasnya ke sini katanya hari ini dia lagi rapat (soal kenaikan harga elpiji). Kemungkinan naik mulai hari ini, cuma berapa kenaikannya belum tahu, paling keputusannya nanti sore,” kata Haris saat ditemui Republika, Senin (27/12).

Berdasarkan penuturannya, dengan adanya kenaikan harga elpiji, pihak manajemen bakal menaikkan harga makanan yang dijajakan. Terlebih kata Haris, saat ini harga bahan pokok sembako juga merangkak naik.

“Kemungkinan karena kenaikan harga elpiji itu, ya harganya (makanan) bakal dinaikkan. Soalnya bahan baku juga naik semua, cabai tinggi sekali harganya, telur juga,” tuturnya.

Senada, pemilik atau pengusaha Bakmi Bangka Asli 17 yang berlokasi di Jalan Griya Loka Raya, BSD, Serpong menyampaikan adanya rencana menaikkan harga makanan sebagai imbas dari naiknya harga gas elpiji. Warung tersebut diketahui menggunakan gas elpiji berukuran 5,5 kg dan 12 kg.

Menurut penuturan Supervisor Bakmi Bangka Asli 17, Andi, per hari ini, harga gas elpiji memang belum naik, yakni gas elpiji 5,5 kg seharga Rp 70 ribu dan gas elpiji 12 kg seharga Rp 145 ribu hingga Rp 150 ribu. Namun, harganya diperkirakan segera naik.

Andi berujar, pihaknya kemungkinan akan menaikkan harga makanan sekitar Rp 1.000 per item makanan, seiring dengan kenaikan harga gas elpiji. Hal itu bakal dilakukan juga karena faktor kenaikan harga bahan pokok sembako yang rutin terjadi.

“Bisa jadi (menaikkan harga makanan), misalnya harga makanan Rp 20 ribu per porsi, bisa naik Rp 1.000 jadi Rp 21 ribu, biasanya gitu. Jadi misal ada kenaikan bahan pokok, termasuk kenaikan harga gas juga, kemungkinan harga makanan akan naik. Cuma kenaikan harga gas jarang naik sih ya sebenarnya,” kata dia.

PT Pertamina (Persero) resmi mengubah harga jual elpiji non subsidi. Kenaikan harga elpiji 12 kg dan 5 kg berkisar antara Rp 1.600 sampai Rp 2.600 per kg. Di berbagai daerah, harga elpiji terpantau telah naik, seperti di DKI Jakarta dan Jawa Barat dibanderol Rp163 ribu per tabung untuk produk 12 kg dari yang semula Rp155 ribu.

Corporate Secretary Sub Holding Commercial & Trading Pertamina, Irto Ginting menjelaskan, penyesuaian harga elpiji terakhir dilakukan Pertamina pada 2017 lalu. Saat ini Pertamina menaikkan 7,5 persen harga elpiji non subsidi tersebut.

“Pertamina menyesuaikan harga elpiji non subsidi untuk merespons tren peningkatan harga contract price Aramco (CPA) elpiji yang terus meningkat sepanjang tahun 2021,” ujar Irto, Ahad (26/12).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement