Selasa 28 Dec 2021 00:01 WIB

Prancis Laporkan 100.000 Kasus Covid-19 Terkait Omicron

Kasus Omicron yang membutuhkan perawatan naik dua kali lipat.

Rep: Puti Almas/ Red: Nora Azizah
Sejumlah pelanggan duduk di teras Cafe de Flore, Paris.
Foto: AP
Sejumlah pelanggan duduk di teras Cafe de Flore, Paris.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis mengkonfirmasi lebih dari 100.000 kasus infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) untuk pertama kali sejak pandemi terjadi. Kasus yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dilaporkan juga meningkat dalam dua kali lipat selama satu bulan terakhir, karena varian Omicron yang menyebar dengan cepat. 

Dilansir dari insider, Senin (27/12), lebih dari satu dari 100 orang di Ibu Kota tercatat positif Covid-19 dalam satu pekan terakhir. Sebagian besar kasus terbaru terkait dengan Omicron, yang diprediksi oleh para ahli akan dominan di Prancis dalam beberapa hari mendatang. 

Baca Juga

Sementara itu, lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Delta dalam beberapa bulan terakhir juga mendorong bertambahnya penerimaan rumah sakit di Prancis. Unit Perawatan Intensif juga berada di bawah tekanan selama muslim liburan Natal pada 25 Desember lalu. 

Lebih dari 1.000 orang di Prancis dengan virus tersebut meninggal selama seminggu terakhir, menjadikan jumlah kematian keseluruhan negara itu menjadi lebih dari 122.000. Pemerintah Presiden Emmanuel Macron mengadakan pertemuan darurat pada Senin (27/12) untuk membahas langkah selanjutnya dalam mengatasi wabah virus. 

Sejumlah ahli dan pendidik telah mendesak untuk menunda kembalinya sekolah pasca musim liburan akhir tahun ini. Mereka juga menyarankan untuk memberlakukan kembali jam malam sebagai upaya pengendalian penyebaran Covid-19. 

Namun Kementerian Pendidikan Prancis mengatakan sekolah harus dibuka seperti biasa pada 3 Januari. Pejabat pemerintah lainnya bekerja untuk menghindari langkah-langkah yang akan menghancurkan pemulihan ekonomi negara itu.

Sebaliknya, Pemerintah Prancis berharap vaksinasi yang ditingkatkan akan cukup, dengan mendorong rancangan undang-undang yang mengharuskan vaksinasi untuk memasuki semua restoran dan banyak tempat umum. 

Di negara tetangga Belgia, pemerintah memberlakukan langkah-langkah baru mulai Ahad (26/12), yang memerintahkan tempat-tempat budaya seperti bioskop dan gedung konser ditutup. Beberapa tempat menentang larangan tersebut, dan ribuan penampil, penyelenggara acara, dan lainnya berdemonstrasi di Ibu Kota Brussel menentang keputusan tersebut, mereka menuduh Pemerintah Belgia menerapkan standar ganda karena mengizinkan adanya pasar Natal, dengan keramaian bersama dengan restoran dan bar.

Sementara itu, di Belanda, pemerintah negara telah melangkah lebih jauh dari kebanyakan negara Eropa dengan menutup semua toko, restoran, dan bar, serta memperpanjang liburan sekolah dalam penguncian baru sebagian. Di Inggris, di mana Omicron dominan, tidak ada aturan ketat diberlakukan, meski ada rencana pembatasan terbaru pasca Natal pada 25 Desember.

Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara memberlakukan pembatasan baru pada Ahad (26/12), terutama dałam hal ukuran pertemuan, serta operasi restoran, pub, dan klub malam.

Baca juga : Gotong Royong, Kunci Mengatasi Pandemi Covid-19

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement