REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa bumi terjadi di Laut Banda berkekuatan 7,3 Magnitudo dan mengguncang Kota Tiakur, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, Kamis (30/12) pukul 01.25.53 WIB. Pusat gempa atau episenter terletak pada koordinat 7,68° LS - 127,55° BT tepatnya di laut pada jarak 132 km arah Timur Kota Tiakur, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku dengan kedalaman hiposenter 183 km.
BMKG menjelaskan gempa dalam lempeng (intraplate earthquake) ini memiliki karakteristik memancarkan guncangan (ground motion) yang lebih kuat, sehingga wajar jika gempa ini dirasakan hingga jauh seperti di Kota Sorong di Papua Barat. "Hingga pukul 5.00 WIB pagi ini hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi gempa susulan sebanyak 11 kali. Magnitudo gempa susulan terbesar mencapai 5,3 dan magnitudo gempa susulan terkecil 3,9," tulis BMKG dalam keterangannya, Kamis.
Lokasi sumber gempa ini secara seismisitas memang berada di kawasan tektonik kompleks dan seismik aktif yang merupakan zona transisi kerak benua Eurasia-kerak benua Australia. Sejarah mencatat tsunami pernah terjadi dekat pusat gempa ini yaitu pada tahun 1673, 1710, dan 1763.
Gempa 7,3 magnitudo ini merupakan bukti bahwa sumber gempa di kedalaman menengah di Laut Banda masih sangat aktif dan dapat memicu terjadinya gempa kuat. Selain gempa kuat M7,3 yang di Laut Banda, sejak pagi dinihari tadi juga terjadi beberapa gempa signifikan dan dirasakan seperti gempa Kendari Sulawesi Tenggara magnitudo 2,6 pukul 00.31.52 WIB, gempa Tarakan magnitudo 4,4 pukul 01.09.24 WIB, dan gempa Sukabumi magnitude 4,1 pukul 05.05.36 WIB.
Baca juga : Terserang Pilek dan Flu, Gejala Covid-19 atau Bukan?
Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa menengah intermediate depth earthquake) akibat adanya deformasi batuan dalam lempeng tektonik yang tersubduksi, sehingga gempa ini kita sebut sebagai “intraplate earthquake”. Gempa ini memiliki mekanisme sumber dengan pergerakan naik (thrust fault) akibat adanya tekanan yang kuat dalam lempeng tektonik yang tersubduksi tersebut.
BMKG melaporkan, guncangan dari gempa dirasakan kuat di Tiakur dalam skala intensitas V-VI MMI, Tepa IV-V, Saumlaki IV MM), Tual, Kupang, Alor, Rote, Malaka, Atambua, Sumba III-IV MMI. Guncangan terjauh dari gempa ini dirasakan hingga di Kota Sorong, Papua Barat. "Gempa ini tidak berpotensi tsunami dan hingga saat ini belum ada laporan adanya kerusakan yang diakibatkan oleh gempa yang terjadi," kata laporan BMKG.
Hasil monitoring muka laut segera setelah gempa menggunakan peralatan Tide Gauge yang dikelola oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) tidak menunjukkan adanya kenaikan muka air laut di sekitar pusat gempa yang berarti tidak terjadi tsunami. "Gempa ini tidak berpotensi tsunami disebabkan karena hiposenternya yang relatif dalam yaitu berada di kedalaman menengah (183 km), sehingga deformasi batuan yang terjadi tidak sampai menganggu kolom air laut."